Kamu bilang
lewat secangkir kopi sederhana yang kita nikmati bergantian, bahwa menjadi
bersama adalah inginmu sampai tua.
Kamu pernah
bilang di antara sepi yang bersenandung di bibirku, bahwa aku punya senyum
terindah meski terlalu bungkam hingga kubiarkan ia terlupakan.
Kamu juga
bilang pada sebuah sudut kota yang terbenam sore, bahwa aku punya mata yang
bisa tersenyum untuk dipandang-pandang karena ia begitu kelam
tak terjamah.
Kamu selalu
bilang di setiap senja yang muram, bahwa yang terpenting adalah kita
merasa bahagia.
Kamu juga
sering bilang di resahnya rindu yang bertumpukan dengan kesibukan, bahwa
ceritaku yang kekanak-kanakan bisa membuatmu lupa pada rutinitas.
Kamu bilang
dengan lantang di tengah siraman hujan siang-malam, pelukku yang sanggup
menghangatkan. dan kamu tak pernah berhenti bilang di setiap pertemuan,
bahwa cuma susunan kata pada rancunya tulisan-tulisanku yang bisa
membuatmu jatuh cinta.
Kamu
bilang,kamu akan selalu ingat apa yang kamu bilang.