Selamat
tidur sayang, mimpi indah.
Kalimat itu standart saja memang, tak ada
romantisnya sedikitpun. Mungkin memang aku yang terlahir bukan untuk jadi
bagian dari romantis itu sendiri.
Semoga kau tak jengah dengan sikap yang
terlalu sering membuatmu silap.
Entah silap apa disini juga aku tak mengerti.
Begitulah aku dengan rasa sayangku yang kuhadirkan untukmu.
Aku tak biasa
dengan hal-hal yang romantis memang.
Ingin kuciptakan ruang kita dalam
romantisme seperti mereka-meraka diluar sana hanya saja aku takut semua jadi
romantisme picisan.
Biarlah aku dengan kebiasaan buat silap yang nantinya itu
semua bisa membuatmu menumpuk rindu untukku.
Aku ingin dirindu olehmu sayang.
Mungkin saja dengan dirindu olehmu, sesering aku merindu aroma tubuhmu, aku
bisa meniti keromantisan itu dengan sendirinya.
Mungkin kamu
sudah lelap malam ini.
Tidurlah, ada mata yang masih setia terjaga dengan fikir
yang isinya kamu.
Selamat malam untukmu yang ditangguhkan waktu jauh dariku. Semoga malam
cukup erat memeluk lelahmu.
teruntukmu, yang tidak pernah berubah posisi di dalam hati.
Bergegaslah pagi.
Agar aku melewati rindu yang menyayat hati.
Setidaknya untuk malam ini.
Agar aku melewati rindu yang menyayat hati.
Setidaknya untuk malam ini.
Selamat tidur, sayang.