“Perempuan itu, sebelum menjadi apapun
profesinya, sejatinya ia adalah calon Ibu. Maka ia harus belajar dan
dikondisikan untuk mendapatkan kurikulum pendidikan keibuan. Dari kecil,
kebanyakan orang tua kita lebih banyak menanyakan tentang cita-cita, profesi,
mau jadi apa kelak ketika besar, dan mengecek setiap hal yang berkaitan dengan
cita-cita tadi secara berkala. Sudah mengerjakan pekerjaan rumah atau belum,
sudah belajar atau belum, dan seterusnya. Tapi perkara lain yang lebih pasti,
bahwa si gadis ini akan menjadi Ibu, jarang sekali dikonfirmasi kemajuannya.
Apakah si anak ini sudah cukup memahami agama, menguasai ketrampilan manajemen
keuangan rumah tangga, memasak berbagai makanan yang memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, hingga kemampuan mendidik anak. Sayang sekali.”
"Saya selalu percaya bahwa perempuan memiliki kemampuan
luar bisa untuk melipatgandakan sesuatu: Jika laki-laki memberikan sedikit
cinta kepadanya, perempuan akan memberikan seluruh hati dan bahkan hidupnya.
Jika laki-laki memberikan sedikit saja perhatian kepadanya, perempuan akan
membalas dengan ekspresi kasih sayang dan kepedulian yang mengejutkan. "
Lalu, bagaimanakah jika seorang lelaki membohongi,
menyakiti, dan mencampakkannya?