May 17, 2015

Keajaiban

Saya percaya keajaiban selalu ada. nyatanya, segala sesuatu adalah keajaiban. Nyatanya, sekarang saya tak bisa sekadar percaya, karena saya benar-benar berada di dalamnya, menjadi bagiannya. 

Saya percaya bahwa hukum hujan berlaku di mana saja, kepada siapa saja. Bahwa kita memang tak pernah melihat air yang menguap, tapi begitu nyata hujan yang meruap. Seperti itulah hukum kebaikan. Hal jazaa ul ihsani ilal ihsaan.

Hujan itu ada. Hujan tak jatuh dari langit begitu saja. Ada yang terjadi sebelumnya. Ada Kuasa yang menggerakkannya.

Di jalan–selama ini–banyak sekali yang datang dan pergi. Banyak sekali yang menggoda hati dan jiwa untuk berhenti–percaya. Bahwa hujan adalah nyata. 

Jika saya adalah bumi, pernah saya ingin menyerah menguapkan air ke langit. Tak ada artinya kebaikan-kebaikan yang sembunyi-sembunyi saya lakukan. Tak ada artinya keteguhan tentang kebaikan yang saya jaga-jaga, yang saya kumpulkan sampai payah.

Tapi Kuasa itu canggih sekali. Entah malaikat mana yang menjaga saya, dikirimkan kepada saya agar saya selalu percaya. Tak peduli berapa banyak manusia di sekitaran saya yang seolah berniat mematahkan kepercayaan itu, saya selalu diselamatkan, untuk percaya.

Dan saya pun tetap percaya.
Bahwa seseorang yang bersama saya sekarang, mencintai saya dan keluarga saya, seutuhnya.
Bahwa  seseorang yang selalu  memahami saya tanpa usaha.
Bahwa  seseorang yang seagama, seiman, sejalan, setujuan, sekufu, sejodoh, dengan saya.
Bahwa  seseorang yang memiliki begitu banyak persamaan hidup dengan saya. Tentang kehidupan, jiwa, akal, harta, dan keturunan.
Bahwa seseorang yang memang sudah diberikan Kuasa, sehingga segala hal berubah menjadi keajaiban yang mudah.

Saya selalu percaya, karena demikian kita dijanjikan.
nyatanya, sekarang saya tak bisa sekadar percaya.
karena sekarang kau ada.


Terima kasih telah menjadi doa, menjadi jawaban doa, menjadikan saya doa. hujan itu nyata.

Hanya kaulah mas paijo sebagai hujannya.

Aku Rindu