Sep 23, 2015

Wanita Cerewet, Calon Ibu yang Hebat

Semua wanita itu cerewet!!
Setujukah anda dengan pernyataan tersebut? Saya yakin banyak yang setuju. Setidaknya saya sendiri sedikit banyak meng’iyakan pernyataan tersebut. Lah gimana, setiap hari yang namanya mas paijo selalu komentar begitu sama saya.

"Duh..., ning ini kok cerewet banget ya, tapi aku suka, kalau gak di cerewetin sehari aja aku jadi kangen cerewetnya ning".

Begitulah uangkapan mas paijo yang selalu saya dengar setiap hari ditelinga saya, dan memang sosok wanitalah yang saya anggap paling memenuhi kriteria cerewet itu.

Seringkali jika sedang di rumah, ibu begitu sering mengingatkan hal-hal yang justru saya anggap sebagai perkara yang remeh. Begitu sering dan terkadang diulang-ulang. Apalagi jika memberi suatu nasehat, rasanya tiada habisnya. Mendengarkan, menganggukkan kepala, dan sesekali menjawab ‘iya’, beberapa hal tersebut yang biasanya saya lakukan saat berada dalam situasi tersebut. 

Saya cukup penasaran sebenarnya dengan kondisi itu. Kenapa bisa demikian ya? Pertanyaannya, apakah pembaca mengalami hal yang sama seperti yang saya rasakan? Jika jawabannya iya, maka saya harus katakan jika kita termasuk orang-orang yang beruntung. 

Saya mencoba memahaminya dengan mencari beberapa referensi. Bagaimana dan mengapa hal itu kerap terjadi. Dan berikut salah satu yang saya dapatkan ;

Menurut hasil sebuah penelitian diketahui bahwa laki-laki dan wanita memang berbeda dalam banyak hal. Dan salah satunya dalam hal bicara. Rata-rata wanita butuh bicara 16.000-20.000 kata per hari. Sementara laki-laki hanya perlu 6000-7000 kata per hari.

Dengan kata lain dapat dikatakan jika laki-laki memang malas ngomong, sementara wanitu justru perlu untuk ngomong.
Dari semua penjelasan itu, akhirnya saya menyimpulkan satu hal. Wanita ‘cerewet’ adalah calon ibu yang baik. Kenapa demikian? 

Wanita sesuai kodratnya akan mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak-anak mereka.  Dan otomatis waktu seorang wanita sebagai seorang ibu pasti akan lebih banyak dibanding kebersamaan anak dengan ayahnya.

Dari sanalah tercipta ikatan emosi ibu-anak yang tak tergantikan. Di sanalah peran seorang ibu menjadi begitu mulia dan teramat penting untuk membentuk karakter anak-anaknya. Dan di sana ada tugas berat untuk mengajari dan memuaskan rasa ingin tahu anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Tentu untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan berbagai macam keahlian. Dan keahlian berbicara jadi salah satu yang terpenting. 

Coba bayangkan,
Suatu ketika sepasang suami istri jalan-jalan bersama putri kecilnya di sebuah taman. Si anak begitu terpesona dengan keindahan bunga serta begitu banyak pepohonan dengan daunnya yang hijau. Anak tersebut kemudian bertanya pada ayahnya :

Anak   : Paa, kenapa sih daun-daun itu warnanya hijau??

Ayah   : Itu karena daun mengandung zat hijau daun sayang 

Anak   : tapi kenapa mesti hijau paa, kok gak biru aja sihhh??

Ayah   : Karena dari dulu udah begitu sayang, dari dulu kan daun warnanya udah hijau…

Si anak merasa tidak puas mendengar jawaban ayahnya. Kemudian dia bertanya pada ibunya.

Anak   : Maa, kenapa sih daun-daun itu warnanya hijau??

Ibu       : Emm, itu karena daun mengandung klorofil adeekk

Anak   : klorofil itu apa maa?

Ibu       : Klorofil itu zat hijau daun sayangg…

Anak   : (masih penasaran) tapi kok warnanya hijau ya maa, kenapa gak biru aja, kan keren!
 
Ibu       : Adeek,,, kita bisa melihat warna karena ada panjang gelombang sekian sampai sekian… 

Anak   : (tambah bingung dan terus bertanya)…. Begitu seterusnya

Begitulah yang sering terjadi. Meski tak bisa dikatakan selalu, namun secara umum memang begitu. Dan dalam hal ini, wanita memang dikodratkan untuk mampu berbicara lebih banyak daripada pria.

Karena salah satu tugas seorang wanita sebagai seorang ibu adalah untuk mendidik anak-anaknya. Bagaimana jadinya jika seorang ibu tak mampu memuaskan dan mengarahkan rasa ingin tahu seorang anak. Akan jadi apa anak-anak tersebut nantinya?

Laki-laki dan wanita memang berbeda. Dan karena itu tidak perlu disama-samakan. Bukan berarti yang satu lebih baik dari yang lainnya. Mereka diciptakan dengan kelebihan masing-masing. Bukan untuk mencari siapa yang terbaik, namun untuk saling mengisi dan melengkapi.

Jadi, jika ibu, istri, saudara perempuan, atau calon istri dan anda termasuk dalam kategori cerewet. Selama cerewetnya tidak berlebihan,
Sekali lagi harus saya katakan jika Anda termasuk orang-orang yang sungguh beruntung…

Aku Rindu