Sep 23, 2015

Persepsi

Aku seringkali mengingatkan kepada diriku sendiri juga kepada sahabat-sahabat sekitarku tentang "persepsi".
aku selalu mengatakan bahwa "persepsi" itu bukanlah suatu kebenaran, jadi jangan sampai "persepsi" dijadikan sebagai suatu acuan penilaian terhadap orang lain.

Ketika pikiran kita menciptakan "persepsi" tentang seseorang, maka "persepsi" itu perlu diuji, apakah itu hanya dipermukaan, bagaimana yang sebenarnya dan kenali lebih dalam, maka "persepsi" kita akan lebih akurat, dan bahkan ketika kita bisa mengujinya dengan baik, bisa saja "persepsi" awal kita berubah. dan bayangkan, jika "persepsi" awal kita belum benar 100% tapi kita sudah mengumbar kesana kemari, ironis sekali bukan.

Seringkali aku katakan kepada diriku sendiri juga kepada sahabat-sahabat sekitarku, jika tanggapanmu (persepsi) tentang seseorang berpotensi menimbulkan "persepsi" negatif dari orang yang mendengarkan, lebih baik tidak usah ngomong, simpan saja tanggapan (persepsi) itu dalam hati, lagian gak ada ruginya. jika memang mulut gak kuat lagi pengen ngomong, maka pilihlah kata-kata dan kalimat yang positif dan usahakan (pastikan) apa yang kamu katakan tidak berpotensi menimbulkan persepsi negatif orang yang mendengar terhadap orang yang kamu bicarakan.

Seringkali aku katakan pada diriku sendiri juga kepada sahabat-sahabat sekitarku, jika memang harus membicarakan orang lain, lakukanlah dalam konteks menkoreksi untuk membangun dan pengembangkan orang tersebut, bukan untuk mencari kesalahannya, menjelek-jelekkan (dengan tidak bertanggung jawab) bahkan mengarang sesuatu yang tidak bener (persepsi yang hanya dipermukaan).

Sekali lagi, ketahui terlebih dahulu latar belakang segala sesuatu degan benar dan tepat untuk mendapatkan kebenaran bukan sekedar "persepsi" permukaan.

Aku Rindu