Terkadang kita terlalu cepat menyimpulkan perasaan. Ada kalanya kita
terjebak keadaan, disukai seseorang yang menjadi idaman bagi kebanyakan
orang. Atau bahkan disukai seseorang yang kita kagumi. Dia orang yang
hebat; berprestasi, cerdas, baik, sopan, dan sangat sayang bila harus
dilepaskan begitu saja. Ah intinya dia worth it laaaaah!
Seringkali kita terlanjur ber-euforia di depan. Menyukai kedekatan kita dengan dia yang menjadi impian banyak orang. Seiring berjalannya waktu, ternyata dia tidak semanis apa yang ada dipikiran kita. Ada banyak cekcok dan ketidakcocokan. Ada ketidaknyamanan dibalik dia yang terlihat super bagi orang lain, dan ketika orang lain berkata bahwa kamu orang yang sangat beruntung….kita tidak merasa demikian.
Kenapa?
Karena bangga dan bahagia itu berbeda.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang memiliki leadership yang tinggi; aktivis kampus, citranya bagus, disegani—tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Kamu harus menjaga image-mu demi dia di depan orang banyak, kamu tidak bisa dengan bebas bertingkah bodoh, alay, dan kekanak-kanakan.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang memiliki pengetahuan yang luas sekali, menjadi panutan dan sering menjadi rujukan orang-orang untuk berdiskusi. Tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Ceritamu bahkan banyak tidak didengarkan, baginya selalu ada yang lebih penting.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang sukses di usia muda, diundang seminar disana-sini, banyak yang meng-kepo, menjadi inspirasi kebanyakan anak muda, tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Background keluargamu berbeda, atau bahkan dia ternyata keras dan susah memahami orang lain.
Bangga dan bahagia itu memang berbeda. Meskipun, nampak tipis sekali perbedaannya. Meskipun kadang kita senang-senang saja dengan predikat “dia”. Tapi tidak sesederhana itu, kita juga perlu mencari seseorang yang nyaman untuk kita dengan segala kekurangan, :)
Seseorang yang bisa membuatmu tertawa setiap hari, yang mau menampung tangismu, yang selalu mengusahakanmu, yang sesayang itu padamu, yang menghargai kejutan-kejutanmu, yang terkadang menjadi begitu menjengkelkan tetapi memiliki ribuan alasan lain untuk membuatmu bahagia, dia yang kadang memalukan tapi bisa melakukan hal-hal manis yang tak terduga, dia yang jauh sekali dari kriteriamu tapi begitu baik dan bahkan bisa membuatmu lebih baik, dia yang mensupportmu tapi tidak malu untuk memberi masukan kepadamu, dia yang rela menunggu meski kadang kau tinggal tidur, ah saya tidak tahu karakteristik “bahagia” apalagi yang masuk dalam listmu. Kamu yang paling tahu sendiri apa yang baik buat kamu. Jangan memaksakan baik hanya karena dia begitu membanggakan.
Bagi saya, Karena bangga dan bahagia itu berbeda.
Seringkali kita terlanjur ber-euforia di depan. Menyukai kedekatan kita dengan dia yang menjadi impian banyak orang. Seiring berjalannya waktu, ternyata dia tidak semanis apa yang ada dipikiran kita. Ada banyak cekcok dan ketidakcocokan. Ada ketidaknyamanan dibalik dia yang terlihat super bagi orang lain, dan ketika orang lain berkata bahwa kamu orang yang sangat beruntung….kita tidak merasa demikian.
Kenapa?
Karena bangga dan bahagia itu berbeda.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang memiliki leadership yang tinggi; aktivis kampus, citranya bagus, disegani—tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Kamu harus menjaga image-mu demi dia di depan orang banyak, kamu tidak bisa dengan bebas bertingkah bodoh, alay, dan kekanak-kanakan.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang memiliki pengetahuan yang luas sekali, menjadi panutan dan sering menjadi rujukan orang-orang untuk berdiskusi. Tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Ceritamu bahkan banyak tidak didengarkan, baginya selalu ada yang lebih penting.
Mungkin kamu bangga dengan dia yang sukses di usia muda, diundang seminar disana-sini, banyak yang meng-kepo, menjadi inspirasi kebanyakan anak muda, tapi di satu sisi kamu tidak bahagia. Background keluargamu berbeda, atau bahkan dia ternyata keras dan susah memahami orang lain.
Bangga dan bahagia itu memang berbeda. Meskipun, nampak tipis sekali perbedaannya. Meskipun kadang kita senang-senang saja dengan predikat “dia”. Tapi tidak sesederhana itu, kita juga perlu mencari seseorang yang nyaman untuk kita dengan segala kekurangan, :)
Seseorang yang bisa membuatmu tertawa setiap hari, yang mau menampung tangismu, yang selalu mengusahakanmu, yang sesayang itu padamu, yang menghargai kejutan-kejutanmu, yang terkadang menjadi begitu menjengkelkan tetapi memiliki ribuan alasan lain untuk membuatmu bahagia, dia yang kadang memalukan tapi bisa melakukan hal-hal manis yang tak terduga, dia yang jauh sekali dari kriteriamu tapi begitu baik dan bahkan bisa membuatmu lebih baik, dia yang mensupportmu tapi tidak malu untuk memberi masukan kepadamu, dia yang rela menunggu meski kadang kau tinggal tidur, ah saya tidak tahu karakteristik “bahagia” apalagi yang masuk dalam listmu. Kamu yang paling tahu sendiri apa yang baik buat kamu. Jangan memaksakan baik hanya karena dia begitu membanggakan.
Bagi saya, Karena bangga dan bahagia itu berbeda.