Jun 18, 2015

Siluet Cakrawala Seindah Mata Mas Paijo

Pada suatu sudut kepingan waktu, rindu yang mengental ini menemukan jalan menujumu. Lalu kasih itu pun melaju dengan syahdu, bersama bulir-bulir hasrat yang ragu.

Suatu ketika nanti, kita akan memberi salam kepada rembulan. Mengecupnya perlahan sambil melambaikan tangan. 
Pada saat itu kaki kita telah menemukan sebuah pijakan yang seteguh sebuah pilihan yang lahir dari pelukan demi pelukan yang panjang dan penuh kesunyian, kepasrahan, juga harapan.

Beginilah musim kita merenda; menenun daun dan dahan menjadi kata, yang bukan saja menerjemahkan cinta, namun juga menceritakan luka.

Namun musim sabar selalu ada di mas paijo, seperti itu jugalah dirimu. 
Seperti juga aku, yang berlayar bersama badai, pancaroba, dan buruk prasangka demi segenggam siluet cakrawala yang seindah mata mas paijo. 

Sebagai harga yang mesti tuntas kita bayar untuk menebus waktu.
Waktu untuk kita selalu bersama-sama sampai nanti...

Aku Rindu