Jun 20, 2015

Berhati-hati Dengan Makanan Yang Kita Makan

Agama kita mengajarkan bahwa apapun yang kita konsumsi harusnya bersumber dari harta yang halal. Ternyata tidak halal, tapi juga baik. Karena tidak semua harta halal pun baik.

Makanan yang kita konsumsi akan menjadi darah dan daging dalam diri kita. Kali ini saya akan memaknai makanan sebagai sebuah makna yang lebih luas daripada sekedar nasi, sayur, lauk, dan aneka minuman.

Sejatinya, apapun yang kita konsumsi haruslah dari sumber yang halal dan baik. Pertanyaannya, apa saja yang kita makan. Mata kita mengkonsumi secara visual, telinga kita mengkonsumsi suara, otak kita mengkonsumsi ilmu.

Kita harus memperhatikan apa-apa yang masuk ke dalam diri kita. Apakah kita melihat sesuatu yang halal? Apakah kita melihat sesuatu yang baik? Apakah telinga kita mendengarkan sesuatu yang baik dan bermanfaat? Apakah otak kita menyerap ilmu yang baik dan halal?

Bagaimana kita tahu bahwa itu halal dan baik? Setidaknya halal itu punya parameter. Dari objek dan sumbernya ataupun cara memperolehnya. Bila kita menyerap ilmu yang buruk, sihir misalnya yang ekstrem, jelas itu bukan hal yang baik. Lalu bila ilmu itu sudah baik, tapi cara kita memperolehnya dengan tidak baik. Misal, masuk SMA aja dengan suap sana sini, atau masuk perguruan tinggi. Apakah ilmu yang akan kita konsumsi nanti itu benar-benar berkah? Pertanyaan besar kan.

Segala sesuatu bisa kita lihat dari objeknya, sumbernya, dan cara memperolehnya. Agama kita tidak mengajarkan segala cara untuk mencapai tujuan, kata Quraish Shihab dalam tulisannya. Kita diajarkan untuk memperoleh sesuatu dengan jalan yang baik.

Bila itu harta, maka selain halal, harus juga baik. Manusia seperti kita ini sering melupakan yang namanya keberkahan. Mencari harta sebanyak-banyaknya, halal sih, tapi tidak berkah. Karena sering menunda shalat, tidak diimbangi dengan sedekah, dan lain lain. Sama dengan hal-hal yang lain, apakah ilmu yang kita peroleh itu berkah, apakah sesuatu yang kita lihat itu berkah, apakah sesuatu yang kita dengar itu berkah. Bagaimana tanda-tanda bahwa itu berkah? Nah ini tugas kita masing-masing untuk berkaca dan mencari tahu.

Maka, sekali lagi, “makanan” yang masuk ke dalam tubuh kita harus kita pilah-pilah dengan baik. Makanan dan rupa apapun. Kita harus belajar tentang kehati-hatian. Kita harus belajar tentang ketelitian.

Makanan yang enak memang selalu menggoda, tapi apakah makanan yang enak itu kita butuhkan? Belum tentu kan?

Selamat berhati-hati dalam hidup.

Aku Rindu