Jun 19, 2015

“Sahabat” Mengalahkan Pasangan...

Di suatu sore yang mendung. Seperti biasa mas tono menjemput istri nya pulang kerja. Jam sudah menunjukkan setengah 6 sore. Awan mendung pun sudah berubah menjadi bulir-bulir air yang berjatuhan dari langit. Mas tono gelisah setiap saat selalu melihat jam tangan nya. Sudah jam 6 pas tapi sang istri belum juga keluar dari kantor nya. Ada apa gerangan? Tidak biasa nya sang istri telat keluar kantor. Mas tono berusaha menghubungi handphone sang istri dengan cemas tapi tidak diangkat-angkat. Mas tono pun bergegas turun dari motornya dan masuk ke dalam kantor sang istri. Tapi menurut satpam sang istri sudah keluar kantor dari jam 4 sore. Kemana gerangan? mas tono cemas dan bingung. Pikiran2 negatif pun mulai mengisi otak nya. Tak berapa lama hp mas tono pun berdering, ternyata dari sang istri. Mas tono langsung angkat hp nya dan bertanya 

Mas tono : kamu dimana bun…?
istri : aku lagi sama teman yah, sudah lama kan tidak ketemu.
Mas tono : Siapa? Sahut mas tono,
Istri : itu loh yah si Fajar, tadi dia jemput bunda ke kantor.
Mas tono : bun apa tidak bisa sebelum nya minta ijin dulu ke suami sebelum jalan ? Apa lagi bukan muhrim nya.
Istri : loh ayah kan tau Fajar ini SAHABAT aku…
Mas tono : tapi aku “suami” mu !!


Cerita mas tono ada lah gambaran yang kadang masih sering terjadi di kehidupan berpasangan (dalam hal ini suami-istri).
Tidak ada nya respect terhadap pasangan bisa membuat kejadian diatas tadi akan berulang terus menerus. Seberapa hebatkah sahabat kalian sampai lebih mengutamakan nya dari pada pasangan? Apa kah benar sahabat seperti itu? Karena jika dia sahabat yang baik pasti akan memberi tahukan yang baik pula ke sahabat nya, minimal mengingatkan : “eh kamu sudah ijin/beritahu suami/istri belum? Gak enak saya ngajak kalau kamu belum ngomong ke suami/istri kamu”. Bijak nya seperti itu, nama nya sahabat akan selalu saling mengingatkan.
Dan jangan pernah mengatas nama kan sahabat sehingga bisa memberikan anda excuse untuk sering bertemu. Kalau sebulan sekali it’s oke lah. Tapi kalo sudah seminggu dua kali itu nama nya anda sudah mau memulai bermain dengan api. Kenapa saya bilang begitu? Berawal dari seminggu dua kali menjadi setiap hari, sampai akhir nya curhat masalah rumah tangga. Disini anda sudah mulai rawan dan sudah memasuki gerbang friend zone.


Cerita mas tono mungkin bagi sebagian orang hanyalah masalah biasa dan sepele. tidak perlu di besar-besarkan kan dan tidak perlu di buat jadi drama (biasa nya para kaum modernisasi berbicara demikian). Tapi yang perlu di garis bawahi dari cerita mas tono adalah, sebegitu penting kah sahabat sampai untuk memberi kabar ke suami yang biasa menjemput tepat waktu tidak sempat (atau mungkin dianggap sepele) karena suami mengenal sahabat nya. Kalau menurut pandangan saya sebagai suami dan pria hal seperti itu bisa membuat darah naik naik tinggi ke atas ubun-ubun, bukan karena jalan tidak bilang-bilang tapi tidak ada respect sang istri dimana tampak terlihat meremehkan dan menggampangkan suami nya. 

Tapi bukan hanya istri saja yang begini, kelakuan para suami pun sama saja, sering kabur-kaburan tidak jelas hanya untuk bertemu teman atau/sahabat. bahkan kelakuan mereka kalau nongkrong (yg isi nya banyak ngomong ninggi) bisa sampai berjam-jam lama nya. lupa kalau di rumah ada istri dan anak menunggu.

Bersahabat/berteman boleh saja asal tidak berlebihan dan tetap mementingkan pasangan anda. karena hanya dengan pasangan, anda akan menghabiskan hidup bukan dengan sahabat. Baik nya segala pertemanan dan persahabatan di perkenalkan ke pasangan anda. Dan untuk para sahabat yah jadi lah sahabat yang baik, bertahukan yang baik, ajak yang baik, tegur yang baik (sahabat yang baik adalah yang berani menegur jika sahabat nya melakukan kesalahan) bukan cuma manggut-manggut aja. 

Dan buat kalian yang sudah menikah dan mempunyai masalah yang sama, ada baik nya ingat komitmen saat menikah, atau jika salah satu diantara kalian merasa masih butuh me time atau quality time lebih dengan sahabat-sahabatnya nya, maka bisa dipastikan saat menikah pasangan anda belum siap secara mental. seperti kutipan, belum selesai dengan diri sendiri “Selesai juga berarti sudah settled dengan segala hal personal, termasuk manajemen stres dan pengendalian diri. Hidup akan kebanyakan warna dan naik-turun jika kita terkadang masih berlaku tidak dewasa (baper), moody, dan I-need-my-me-time. Berpasangan berarti sudah siap komitmen untuk berkompromi, berkorban, and struggle for the most benefit for both”.

Kita sebut saja mereka oknum yang masih mementingkan sahabat dari pada pasangan : oknum istri, oknum suami, oknum sahabat. Karena tidak semua istri,suami dan sahabat punya prilaku seperti itu.

*semoga bermanfaat bagi pembaca

Aku Rindu