Seorang perempuan sedang berusaha keras melerai amuk yang semakin
riuh di dalam kepalanya. Di satu sisi dia ingin segera memenuhi tuntutan
hatinya, namun di sisi lain dunia menuntut hatinya agar mengajak rasio
untuk meluhurkan tuntutan. Sebab tuntutan yang luhur akan mampu
melahirkan bahagia yang lebih presisi dan tahan lama.
Perempuan kelelahan. Dia lelah melerai amuk yang belum mau reda di dalam kepalanya. Sialnya, lengan malam lagi-lagi lupa menuliskan kantuk di atas kelopak mata sang perempuan.
Ah! Sepertinya aroma persekongkolan di antara amuk dan malam kian terendus.
Perempuan kelelahan. Dia lelah melerai amuk yang belum mau reda di dalam kepalanya. Sialnya, lengan malam lagi-lagi lupa menuliskan kantuk di atas kelopak mata sang perempuan.
Ah! Sepertinya aroma persekongkolan di antara amuk dan malam kian terendus.