Percakapan-percakapan
denganmu selalu tak pernah berakhir titik. Selalu saja kurindukan meski
terkadang hanya ada percakapan basa-basi lalu pergi terlelap.
Bicara
denganmu selalu membuat kita melihat dunia yang berbeda, dunia kita. Hanya ada
kamu dan aku di dunia yang sangat luas milik kita. Meski terkadang hanya
menemui tembok-tembok pantai yang terasa aneh.
Berjalan
begitu saja tanpa menemui penat meski kadang sering muncul tanda bosan “apa
yang akan kita bicarakan?” Itu bukan tanda bosan menurutku, itu karena kita
terlalu selektif memilih topik percakapan yang akan dibahas dengan waktu yang
sangat terbatas yang kita miliki.
Betapa aku
ingin menghentikan laju waktu disaat itu. Kala tawa dan suara menjadi sajian
istimewa.
Bicara
tentang petualanganmu, tentang taman-taman tanpa nama, tentang peliharaan,
tentang film, tentang es krim, tentang purnama dan hujan.
Datanglah
lagi, sesering yang kita mau. Selagi masih bisa kita miliki waktu bersama,
karena suatu ketika nanti tak akan pernah bisa. Mendengar bicaramu, tawamu,
kesahmu dan teriakmu. Berjalan di dunia kita masing-masing, kau dan aku
membagi bumi menjadi dua, kamu di siang aku di malam.
Bagiku penantian
itu tak pernah lebih berarti daripada kedatangan yang setulus hati.
Kamu benar. Selama apapun yang kuhabiskan untuk menunggu, jika tak ada kedatanganmu maka aku bisa apa?
Ketika itu, aku sudah bilang jika tak ingin lagi percaya pada janji.
Tapi kamu mengucap lagi untuk kuterima seperti sebelumnya.
Kamu benar. Selama apapun yang kuhabiskan untuk menunggu, jika tak ada kedatanganmu maka aku bisa apa?
Ketika itu, aku sudah bilang jika tak ingin lagi percaya pada janji.
Tapi kamu mengucap lagi untuk kuterima seperti sebelumnya.
Kau selalu
di hatiku mas Paijo…
Selamat malam...sayang....