Apr 15, 2015

Bahagia Yang (Katanya) Disebut Luka



Pada saatnya nanti akan ada yang menangisimu di malam hari karena rindu, bukan lagi hanya kamu yang melakukan itu.
Pada saatnya nanti akan ada yang menyebut namamu dalam doa karena ingin kau bahagia, bukan lagi hanya kamu yang berdoa untuk meminta dia.
Pada saatnya nanti kamu akan merasakan bahagia karena pada saat yang sama ada yang mati-matian ingin membahagiakanmu juga, bukan lagi kamu yang sendirian membahagiakannya.
Pada saatnya nanti akan ada yang takut kehilanganmu, bukan lagi hanya kamu berjuang untuk dia yang begitu tak menentu.
Pada saatnya nanti akan ada yang menanti kehadiranmu tanpa diminta, akan ada yang mensyukuri bahwa kamu ada. Bukan lagi kamu yang tersia-sia karena mencintainya.


Lelahkah dengan mencintai tanpa henti?
Pernahkah membodoh-bodohkan diri sendiri karena mempertahankan yang tak mau kau cintai?
Pernahkah menyesali diri karena berlarut-larut mencintai sendiri?
Pernahkan merasa terluka karena dia menghilang begitu saja?
Kamu harus pernah, karena luka mengajarkan bahagia. Bisakah kamu tahu apa itu benar ketika tidak pernah salah? Bisakah kamu tahu bahwa itu yang namanya bahagia ketika tak pernah tahu apa itu luka?


Untuk hati yang sedang terluka, bertahanlah. Bukan bertahan dengan luka, tapi bertahanlah dengan cinta yang kau punya. Jangan pernah lelah mencinta, karena pada akhirnya akan ada yang membutuhkan cintamu dengan tidak biasa, dia, yang nantinya merasa beruntung karena dicintai oleh kamu, bukan lagi mereka-mereka yang menghindar kemana-mana ketika kamu memberikan cinta.


Kamu percaya bahwa pada akhirnya, mereka-mereka akan menemukan cinta yang mencintainya juga, meski bukan dari cinta yang kau punya.
Mereka tak benar-benar menyia-nyiakanmu, kalian hanya tak pantas, bukan dia tak pantas untukmu atau kamu tak pantas untuknya, mungkin kalian hanya tak pantas bersama.
Percayalah, bahwa pada akhirnya akan ada yang menganggapmu pantas baginya, lalu Tuhan merestuinya.
Ketika itu kamu akan sudah mengerti bagaimana rasanya bahagia yang sederhana kan? Dan saat itu kamu akan mengiyakan mengapa kamu harus pernah terluka. Beruntunglah bagi yang pernah terluka, karena nantinya kamu akan lebih mudah mensyukuri bahagia yang sederhana.


Kali ini, di akhir tulisan ini, hanya mengharapkan senyumanmu sebagai tanda bahwa kamu tak lagi merasa terluka, tapi kamu yang menjadi merasa beruntung pernah mengenal luka :)


Aku Rindu