Nov 3, 2015

Logika, Perasaan Dan Hati

Sering kita merasa konflik antara logika, perasaan, dan hati.

Siapa pemenangnya…??? Ketiga aspek ini bukanlah untuk diadu, karena fungsinya yang berbeda,lantas  kita  “memaksa” untuk mengadu ketiga hal ini. Bukankah ketiga hal ini kita punya?? Dan jika memaksa akan ada yang terluka atau “cacat”. Maka pergunakanlah sesuai fungsinya.  

Logika.  Ada banyak kejadian ataupun masalah yang dapat dipecahkan dengan logika. Maka realitislah pada sebuah masalah dan pemecahaanya. Jangan memakai perasaan jika memang untuk memecahkan masalah adalah logika.  Untuk mencari kebenaran juga dengan sebuah logika maka latihlah logika kita dengan mencari sebuah kebenaran. Yang perlu diingat kebenaran bukanlah pembenaran. Kebenaran tetap sebagai sebuah kebenaran.  Logika mempunyai kekuatan tersendiri,setiap orang akan berbeda kekuataanya untuk berlogika.  

Perasaan. Untuk merasai kebenaran,gunakanlah perasaan. Karena kebenaran pun mampu kita rasakan. Salah satu contoh ketika kita memilih jujur meskipun itu pahit,  akan tumbuh perasaan damai, Ketika kita mampu untuk ikhlas maka akan tumbuh rasa tenang,dan  ketika kita mampu bersyukur maka terbukalah setiap nikmat kehidupan ini. 

Perasaan mempunyai kekuatan tersendiri,setiap orang akan berbeda kekuataanya untuk merasa. Hati Hati adalah tempat meyakini setiap kebenaran yang dicari oleh logika,setiap kebenaran yang dirasa oleh perasaan. Dan diapun mempunyai kekuatan tersendiri.  Namun sayang banyak manusia yang mengingkari kodrat kekuatan hati.
  • Saat kebohongan dirasa lebih menguntungkan,
  • Saat materi mengotori logika,
  • Saat sombong melukai perasaan,
  • Saat syukur  dinilai lebih murah dan rendah.
Saat-saat itulah kekuatan hati akan menjadi kerdil,bahkan mati karena kotoran-kotoran logika dan perasaan-perasaan yang semu. Maka sucikanlah logika, dari logika-logika yang mengotori fikiran, Jagalah perasaan yang melukai perasaan. Jika logika telah suci. Jika perasaan telah murni, saat itulah hati akan menyempurnakanmu.

Aku Rindu