May 10, 2015

Menjadi Wanita Harus Cerdas


“Buat apa wanita sekolah tinggi-tinggi? Toh, pada akhirnya wanita akan kembali pada sekitar urusan dapur dan rumah!”

Jika ada orang yang bertanya seperti itu, Dengan kerendahan ilmu yang saya miliki, saya mencoba menjawabnya!
Adalah kehormatan bagi saya, ketika tertakdir sebagai wanita. Karena islam sangat memuliakan dan menghargai kehadiran wanita di tengah-tengah masyarakat, oleh karena itu, islam telah mengajarkan bagaimana wanita seharusnya berkiprah dalam membangun peradaban madani! 

Tentang wanita, kenapa harus menjadi kerdil dalam mendapatkan pendidikan?! Dalam hal ini, wanita menjadi sama haknya dengan laki-laki. Seharusnya, tak ada pengerdilan bagi wanita. Sebab semua orang tahu bahwa para wanita menjadi calon ibu, dan ibu akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya. Juga, semua orang juga memahami bahwa setiap bangsa sangat berharap pada anak-anak yang akan melanjutkan perjuangan kehidupan para sepuh bangsa tersebut.

Dimulai dari wanita yang cerdas, maka kelak akan terlahir generasi yang cerdas pula. Maka tak ada alasan bagi wanita untuk bediam diri tanpa belajar apapun. Persiapan menjadi bangsa yang maju, dimulai dari pembinaan wanita-wanita agar menjadi cerdas, kreatif, dan solihah.

Coba bayangkan dari lingkungan dapur pun jika dengan ilmu, akan menghasilkan suatu kemajuan yang bagus bagi suatu bangsa. Dengan ilmu, wanita akan menjadi kreatif mengolah makanan. Dengan ilmu, wanita akan menjadi tahu bagaimana memilih makanan yang sehat, halal dan baik. Dengan ilmu, wanita akan menjadi tahu pengkategorian makanan yang baik untuk anak-anak dan untuk dewasa. Jika wanita cerdas, dapur pun akan menjadi titik tumpuan  bagi suatu bangsa dalam berharap agar lebih maju lagi.

Itu baru dapur, belum yang lainnya. Misalnya, mengajarkan anak-anak sejak dalam kandugan, membentuk bakat anak dari mulai janin, sampai menemukan dan mengembangkan potensi anak dengan baik, memahami kejiwaan anak-anak yang sedang tumbuh berkembang. Dan semua itu, perlu ilmu!

Terbayangkah oleh para wanita, seandainya kita tertakdir menjadi ibu bagi anak berkebutuhan khusus, autis, disleksia, down syndrom, misalnya?! Jika kita tidak tahu tentang ilmu bagaimana cara menghadapinya, kehadiran anak-anak seperti itu seolah menjadi malapetaka. Tapi, jika tahu ilmunya, kita bisa mencari potensi besar yang Allah titipkan pada mereka, lebih daripada orang-orang normal lainnya. Setelah menemukannya lalu mengarahkan dan mengembangkan potensinya untuk menjadi manusia mandiri.  Dengan ilmu, anak yang awalnya dianggap sebagai malapetaka berubah menjadi anak yang membanggakan lalu menganggapnya sebagai anugerah. Maka, menjadi wanita harus cerdas!
Belum lagi ketika wanita harus berhadapan dengan keadaan zaman yang semakin menantang. Menjadi ibu di zaman digital seperti ini, memerlukan banyak persiapan. Lagi-lagi diantaranya kesiapan ilmu. Kita tidak bisa melarang anak-anak membuka situs-situs yang membahayakan moralnya tanpa bertindak apapun. Minimal menjadi ibu di zaman digital, wanita bisa menggunakan komputer, internet, dan memblokir situs-situs yang sangat tidak bermanfaat. Maksimalnya jika dengan ilmu, seorang ibu bisa membangun aplikasi yang edukatif. 
Wanita, apapun bidang keilmuan yang sedang digelutinya, Insya Allah akan memberikan kemanfaatan yang besar. Dalam ruang lingkup yang kecil, ilmu tersebut bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga. Dan dalam ruang lingkup yang luas, ilmu tersebut bisa mengedukasi masyarakat agar menjadi masyarakat yang cerdas dan kritis.
Tapi, tak lupa ketinggian ilmu harus diseimbangi dengan kekokohan iman. Karena apapun yang tidak atau kurang seimbang tak akan menghasilkan sinergi kebaikan yang selaras. Maka tidak hanya menjadi wanita yang cerdas, tapi wanita yang cerdas dan sholihah!
Di samping itu, sejarahpun sudah banyak membuktikan tentang kiprah banyak wanita yang ikut andil dalam memajukan peradaban. Betapa banyak kita dengar tentang kisah para shohabiyah yang layak dijadikan teladan bagi muslimah dalam menuntut ilmu. Betapa mereka sangat berjasa menopang perjuangan tegaknya kehidupan yang maju.
Dan, jikalaupun maut lebih dulu menjemput kita atau memang Allah tidak memberikan kesempatan kepada kita menjadi seorang ibu dengan berbagai alasan. Yakinlah! Allah Maha Tahu tentang kelurusan niat kita. Semoga ikhtiar kita tercatat sebagai amal kebaikan.
Kenapa wanita harus sekolah tinggi-tinggi??
Karena kami, wanita akan menjadi ibu. Kami dituntut untuk menjadi pendidik yang cerdas bagi anak-anak kami. Karena kami akan menjadi sekolah pertama bagi anak-anak yang akan menjadi generasi penerus. Karena kami menjadi pilar kemajuan suatu bangsa. Terlebih dari itu, sederhana saja, karena kami akan menjadi ibu!
 
Wallohua’lam bishshowab…

Aku Rindu