May 11, 2015

Romantis

Menurutku, semua orang di dunia ini romantis. Itu bukan berarti semua orang pasti pandai membuat puisi atau mengarang skenario indah untuk perayaan hari ulang tahun pernikahan. Romantis punya makna yang luas, dan siapa pun bisa berpendapat tentangnya dengan bebas.
Itu karena setiap kita memiliki bahasa cinta yang berbeda-beda.
Orang visual menunjukkan cintanya melalui sesuatu yang memanjakan mata. Baginya, romantis ada dalam berbait-bait puisi, benda berharga, atau sekadar dandanan yang berbeda.
Orang auditori menunjukkan cintanya melalui sesuatu yang memanjakan telinga. Baginya, romantis ada dalam lagu-lagu bersyair indah, ucapan penuh canda, atau sekadar suara di telepon.
Sedangkan orang kinestetik menunjukkan cintanya melalui perbuatan. Baginya, romantis itu menyeduhkan kopi, menyetrikakan pakaian, atau cukup dengan terjaga saat menunggu kekasihnya pulang.
Begitulah romantis menurut ketiganya. Begitu pula mereka akan menilai romantis atau tidak pasangannya.
Tak tepat jika kau membuatkan teh untuk si visual, dan kau mengira itu bisa membuatnya melupakan rasa kesal. Dia akan menganggapnya sebagai perbuatan yang memang sudah seharusnya. Sementara kau merasa sudah menunjukkan cinta.
Tak tepat jika kau menuliskan beratus-ratus puisi untuk si auditori, dan kau berharap itu akan membuatnya yakin bahwa ia dicintai. Dia akan membacanya sebagai tulisan biasa. Sementara kau menganggap sudah mencoba semua cara yang kau bisa.
Juga tak tepat jika kau merayu si kinestetik dengan gombalan masa kini, dan kau berharap ia akan merasakan cinta yang kau beri. Dia akan menganggapmu kurang kerjaan. Sementara kau menganggap telah bersungguh-sungguh menjadi pasangan idaman.
Jika terjadi seperti itu, aku tak yakin hubungan itu akan berjalan dengan bahagia.
Rumit? Tidak. Ini hanya soal bagaimana kita mengenali ‘apa bahasa cintaku dan bahasa cintanya’.
Kita pasti yang paling tahu bahasa cinta kita sendiri. Namun bagaimana kita tahu bahasa cinta orang lain?
Tanyakan padanya, kegiatan apa yang paling ia gemari, pekerjaan seperti apa yang ia minati. Menontonkah? Mendengarkan musik? Menari? Atau mungkin ketiganya?
Perhatikan matanya saat ia menceritakan sesuatu. Apakah ia sesekali melihat ke atas? Jika ya, tandanya ia adalah seorang visual. Apakah ia sesekali melihat ke bawah? Jika ya, tandanya ia adalah seorang auditori. Apakah sesekali ia melihat ke kanan/kiri? Jika ya, tandanya ia adalah seorang kinestetik.
Bisa juga seseorang memiliki dua atau bahkan ketiga bahasa itu. Kalau ya, semua akan lebih mudah, sepertinya.
Ragam bahasa itu membuat arti romantis menjadi sangat bervariasi. Standarnya adalah selera masing-masing orang. 
Berharap memiliki pasangan romantis harus dimulai dari mengenali bahasa cintanya.

Jika tidak, mungkin kau akan kecewa di kemudian hari karena merasa tidak satu frekuensi. Padahal sesungguhnya itu hanya sebuah masalah klasik, yaitu perbedaan. Yang solusinya sudah kita ketahui.
Jangan pula memaksakan agar bahasa cintanya sama dengan bahasa cintamu. Sebab semua orang sebetulnya romantis dengan bahasa dan caranya sendiri. Jadi, sudah mengenali bahasa cintamu dan pasanganmu?

Aku Rindu