Kali ini
Ku biarkan ranting - rantingku basah
Bulir- bulir rindu mas paijo yang enggan luruh
Ku biarkan menjamah
Setiap lekuk sepi yang mulai dimamah
Ingatan
Matahari pasti datang
mengeringkan kembali setiap ranting penantian
Menumbuhkan kembali daun kepastian
dan hatiku kembali sejuk oleh rerimbunan
Hingga ia luruh satu persatu
dan aku kembali
Mas paijo adalah engkau, jauh yang terindah
menatap biasmu dari setiap sela, masih begitu istimewa dipelupuk mataku
tak bisa menggenggammu, tak mengapa
Setidaknya aku tahu, engkau selalu di hatiku
di tempat yang masih bisa tertangkap retina
lalu menghadirkan senyum merona yang cerah
kendati memandangku, engkau begitu terpanah
aku tetap di sini, tak jauh kemana dari pandangmu cinta.
Selamat pagi mas paijoku sayang
Pagi ini kita menikmati secangkir kopi yang romantis berbalut rindu sisa semalam....
Ku biarkan ranting - rantingku basah
Bulir- bulir rindu mas paijo yang enggan luruh
Ku biarkan menjamah
Setiap lekuk sepi yang mulai dimamah
Ingatan
Matahari pasti datang
mengeringkan kembali setiap ranting penantian
Menumbuhkan kembali daun kepastian
dan hatiku kembali sejuk oleh rerimbunan
Hingga ia luruh satu persatu
dan aku kembali
Mas paijo adalah engkau, jauh yang terindah
menatap biasmu dari setiap sela, masih begitu istimewa dipelupuk mataku
tak bisa menggenggammu, tak mengapa
Setidaknya aku tahu, engkau selalu di hatiku
di tempat yang masih bisa tertangkap retina
lalu menghadirkan senyum merona yang cerah
kendati memandangku, engkau begitu terpanah
aku tetap di sini, tak jauh kemana dari pandangmu cinta.
Selamat pagi mas paijoku sayang
Pagi ini kita menikmati secangkir kopi yang romantis berbalut rindu sisa semalam....