Apr 2, 2015

Lagi musim iri untuk mencapai sebuah tujuan



Iri dengan kehidupan orang lain tentu membuat hati dan pikiran kita capek. Memang susah rasanya, sekali waktu dalam hidup kita untuk tidak iri sama orang lain, apalagi kalau orang itu tampak punya segala-galanya yang kita gak punya, atau berhasil dapetin sesuatu yang juga kita incar.Waduh, rasa iri memang susah untuk ditahan, soalnya it’s very human.

Dan gak tau kenapa saya pengen aja cerita disini. Karena ini memang benar-benar terjadi dan saya alami dalam hidup sekarang ini. Kenapa manusia didalam hatinya terdapat sifat tercela, yaitu iri hati atau dengki. Orang yang memiliki sifat iri hati atau dengki, biasanya terlihat dari raut
wajahnya yang berasal dari dalam hatinya jika melihat orang lain mendapatkan kenikmatan, kebahagiaan, seperti rejeki yang berlimpah, harta yang banyak, atau ketika ada orang lain bisa menghasilkan sebuah hasil karya yang luar biasa
yang menurutnya bahwa orang  itu tak layak atau dia menganggap itu tidak mampu, misalnya orang lain itu bisa menghasilkan hasil karya menulis di blog, atau bisa membuat program aplikasi yang unik, atau melihat orang di medsos menampilkan narsis jalan-jalan, makan-makan, enjoy-enjoy dan santai-santai di pantai hehe.., nah.., dari situ dia sudah kebakaran jenggot tuch, heboh dengan tingkahnya sendiri, kebayang gak sih kalau melihat orang yang kayak gitu...., lucu kale yee....

Nah karena adanya sifat iri dan dengki, dia berusaha untuk
mencari tahu dari mana orang itu dapat atau kalau bisa membeli hasil karya menulis dan bahkan mencoba untuk menghilangkan dengan cara menyebarkan berita bohong kepada orang lain dengan mengatakan si anu itu dari mana dia
mendapatkan hasil karya seperti itu, padahal dia adalah seorang yang tidak mempunyai kemampuan menulis dan yang terlebih parah lagi orang yang memiliki penyakit iri dan dengki, hidupnya menjadi susah hati, dan sedikit sakit jiwa apabila ada orang lain yang didengki itu memperoleh kenikmatan, kebahagiaan, dan prestasi. Tetapi sebaliknya akan senang jika melihat orang lain mendapat kesusahan.

Orang yang seperti ini sama dengan tertawa diatas penderitaan dan merasa khawatir dan takut apabila ada orang lain memperoleh kesuksesan atau kebahagiaan.

Iri hati atau dengki itu adalah salah satu sifat yang disebabkan oleh
kemengkalan dalam hati atau biasa disebut hiqiq, tetapi ada juga
dengki yang disebabkan oleh sebab-sebab yang lain, yaitu :

1. Tidak merasa senang kepada seseorang lantaran orang itu mempunyai
beberapa kenikmatan dan kehebatan , dia mengharap agar supaya kenikmatan dan kehebatan orang itu
hilang dari padanya. Orang yang memiliki sifat iri hati dan dengki
ini dapat menyebabkan orang yang dihinggapi penyakit ini akan
melakukan bermacam-macam kemaksiatan dan kemungkaran kepada orang yang
didengkinya itu, seperti merusak kehormatannya, yaitu mengumpatnya,
membuka aib atau rahasianya, mengadu domba, mengada-ada bahkan memfitnah.

2. Tidak mengharapkan lenyapnya kenikmatan itu dari orang yang dia
dengki, namun dia mengharap agar dirinya juga mendapatkan kenikmatan
sebagaimana yang dimiliki orang dia dengki itu. Nah perbuatan seperti
ini adalah perbuatan yang tercela dan berdosa.

Kadang Saya pikir tidak terlalu masalah dengan irinya, irilah yang positif dan tidak perlulah untuk mencela, menghina, memfitnah, dan sombong merasa dirinya mampu dan bisa menghasilkan hasil karya yang lebih hebat. Tapi kenyataanya mana? Heloooo..., tong kosong nyaring bunyinya, duhkahhhh....kata mas Paijo gitu, hehe...., kadang saya sendiri gak abis pikir, hasil karya koq beli suruh membikinkan orang lain berapapun harganya asal bisa menyaingi dan melebihi. Terus yang mau dibanggakan yang bagian mana ya? Kalau saya pribadi malu mau exsis tapi bukan hasil karya kita sendiri yang dibanggakan, itu sama saja memperlihatkan ketidak mampuanya atau memperlihatkan kebodohanya. Jelas-jelas itu hal yang memalukan, karena yang penting adalah bagaimana respon kita terhadap iri yang kita rasakan dalam diri kita itu.

Sebenarnya tak selamanya iri itu tanda tak mampu. Bagi saya justru iri itu adalah tanda dan isyarat kehidupan bahwa kita mampu jika kita mau berpikir positif dan mencukupkan usaha serta doa. Rasa sirik atau iri yang timbul didalam diri itu tidak selamanya tidak berdasar. Terkadang malah justru dasarnya amat kuat. Sekali waktu dalam kehidupan, saya pernah iri dengan orang-orang yang tampil dalam sebuah acara yang begitu hebatnya menghasilkan sebuah karya yang luar biasa hanya menulis. Wah enak ya mereka bisa ditonton banyak orang dan dapet banyak uang pula. Saya iri kepada mereka karena saya merasa mampu. Dan terbukti saya bisa menulis disini, meskipun tak sehebat yang ada di acara itu. Ada juga seorang ibu yang sirik melihat ibu lainnya tetap langsing setelah melahirkan lalu dia melakukan diet khusus dan berbagai upaya agar dirinya tetap langsung eh…langsing atau minimal tidak terlalu gemuk…eh ternyata dia juga bisa!
That’s what sirik can do…hehehe!

Sirik atau iri memang merupakan kotoran dan penyakit hati yang harus diminimalisir. Kotoran akan tetap menjadi kotoran apabila tidak diolah. Namun kotoran akan jadi pupuk menyuburkan apabila kita pintar mengolahnya. Yang terpenting bukan apa yang sudah terjadi tapi bagaimana kita merespon suatu kejadian.

So iri, sirik buat saya adalah tanda bahwa kita juga mampu melakukan bahkan mungkin lebih baik dari apa yang sudah dilakukan orang lain asal kita mencukupkan upaya menilai positif dan doa kita.

Aku Rindu