“Perempuan itu, sebelum menjadi apapun profesinya, sejatinya ia
adalah calon Ibu. Maka ia harus belajar dan dikondisikan untuk mendapatkan
kurikulum pendidikan keibuan. Dari kecil, kebanyakan orang tua kita lebih
banyak menanyakan tentang cita2, profesi, mau jadi apa kelak ketika besar, dan
mengecek setiap hal yang berkaitan dengan cita2 tadi secara berkala. Sudah
mengerjakan PR atau belum, sudah belajar atau belum, dan seterusnya. Tapi perkara
lain yang lebih pasti, bahwa si gadis ini akan menjadi Ibu, jarang sekali
dikonfirmasi kemajuannya. Apakah si anak ini sudah cukup memahami agama,
menguasai ketrampilan manajemen keuangan rumah tangga, memasak berbagai makanan
yang memenuhi kebutuhan gizi keluarga, hingga kemampuan mendidik anak. Sayang
sekali.”
Mar 31, 2015
-
Semua ada jatahnya. Tak selamanya kamu berada di atas, pun tak berlama-lama kamu Tuhan biarkan di bawah. Tak mungkin selamanya kesediha...
-
Sesungguhnya ketulusan itu dekat sekali dengan sesuatu yang sedikit. Seorang yang kehidupannya sangat sederhana yang menjamumu di ru...
-
Tulisan ini terinspirasi setelah saya membaca postingan dari salah satu teman. Membaca judulnya saja mungkin banyak orang sudah pe...
