Sep 5, 2015

Simfoni Kehidupan

Matahari beranjak mengisi pagi yang cerah tanpa berhenti sedikit pun. Perlahan-lahan kau tampakkan diri tanpa harus meminta. Meminta untuk tak hadir. Disaat itu juga kehangatan datang, tanpa harus meminta. Meminta untuk tak diberi. Tapi penghuni bumi menyukaimu diwaktu tertentu. Mungkin kau dicipta untuk memberi walau ada banyak yang melihat mu dengan sinis. Tetap tak bisa mengubah mu, matahari sang pemberi kehangatan. Karena kehangatan mu pertanda malam kan berganti. Karena kehangatan mu pertanda kehidupan baru kan datang. Karena kehangatan mu pertanda dunia ini kan berlanjut.

Para pedagang, buruh pabrik, tukang becak, dan pegawai pun bergegas. Bergegas dari peraduannya mencari yang dicari, sesuap nasi mungkin, atau ilmu yang bermanfaat. Semua demi pengharapan esok kan cerah. Lebih baik nasibnya, lebih beruntung dari yang lain. Keyakinan yang membuat semua tetap berjalan, berlari, dan melangkah. Tetapi itu tidaklah sama, yang kaya tidak bisa menikmati kekayaannya. Hanya waktu yang tak pernah berpihak. Sedangkan yang miskin semua dapat dilakukan tanpa harta. Begitulah sang waktu memberi kebijaksanaannya.

Malam pun tiba. Selimut pemecah kerinduan. Pilu, lelah, dan segala kepenatan itu berganti. Bertemu dengan keluarga, anak-anak, dan tetangganya. Sekedar berbincang, bercanda dan meluapkan kerinduan. Menghabiskan malam bersama orang-orang terkasih. Karena mereka semua menaruh rasa cintanya. Entah pedagang, buruh pabrik, tukang becak atau pegawai. Semua memiliki cinta.

Bulan datang memancarkan kehangatan. Kehangatan yang berganti ke jiwa. Kehangatan antara penghuni bumi dan sang matahari. Itulah yang membuat bulan begitu indah. Tanpa keduanya bulan hanya menjadi penghias malam. Sesaat tak tampak dan sesaat tampak. Kau dicipta untuk menjadi penyeimbang sang matahari, walau kau kadang terlupakan. Tetap kehangatan mu pengikat keduanya, yang tak dimiliki sang matahari. Karena kehangatan mu pertanda siang kan berganti. Karena kehangatan mu pertanda kehidupan bumi penuh cinta. Karena pertanda dunia ini akan damai.

Aku Rindu