Aug 14, 2015

Sedendam Itukah Mereka?

Kadang memang sangat mudah untuk ditulis, namun dalam prakteknya memaafkan jauh lebih sulit. Sama halnya ketika piring yang retak bila disatukan lagi akan kembali namun tidak sempurna. Memaafkan adalah ilmu tingkat tinggi, gampang untuk dibuat pengandaian namun sangat sulit untuk di laksanakan.

Awalnya,, ya awalnya…. memang susah. Tapi belajarlah. Manusia tempatnya salah, manusia tidak sempurna, mungkin saat ini kita benar. tapi di saat lain bisa saja salah. Dan harapan kita adalah untuk dimaafkan bila melakukan salah.

Rambut yang tercabut dari pada akar menimbulkan rasa sakit. Tangan yang tergores ataupun kaki yang terhantuk pada batu juga menyebabakan rasa sakit dibadan.
Perut yang ditendang, muka yang ditampar, terkena tusukan ataupun pukulan jaga goresan pedang pasti memunculkan rasa sakit. Rasa sakit itu tidak diajar melalui proses pendidikan dan pembelajaran.
Rasa sakit itu bersifat semula jadi dan fitrah.
Begitu juga rasa sakit yang mendera hati, batin dan perasaan.
Apabila kita dihina, pasti rasa sakit muncul dalam hati kita. Apabila kita difitnah, pasti muncul rasa perit yang mencucuk jiwa.

Pertanyaan yang sering muncul sekarang adalah mengapa dendam muncul dalam diri kita?
Adakah dendam perlu dibalas?
Sekiranya dendam tidak terbalas, apa yang terjadi?
Dendam bermula daripada rasa sakit hati.

Dendam adalah rasa marah yang kita simpan jauh dalam hati, sehingga merosakkan hati kita sedikit demi sedikit.
Akibat menyimpan dendam, kita mengalami tekanan berpanjangan.

Ada orang menderita strok kerana disebabkan oleh mereka sakit hati, dan ada orang menderita sakit jantung juga kerana perkara yang sama.
Semua itu disebabkan hatinya dikuasai dendam, tetapi dia tidak dapat melampiaskan dendamnya itu.
Dendam dihati bukan hanya menyebabkan sakit hati, bahkan mungkin juga menyakitkan kesehatan tubuh badan.
Dalam dendam memang selalu ada kebencian, marah, kecewa, putus asa, dan hampa kerana dendam itu tidak terbalas. 

Adakah waktu dapat menguraikan dendam?
Ya. Tetapi tergantung pada orang yang memiliki dendam itu sendiri.
Apabila hati tidak segera dibebaskan daripada rasa dendam, sakitnya tetap terasa walaupun waktu berubah.
Apabila orang berbuat jahat kepada kita, kita boleh mengambil jalan dengan urutan cara berikut:
  • Kita tidak membalas
  • Kita balas dengan cara setimpal
  • Kita bersabar dengan keburukan yang dilakukan oleh orang kepada kita
Antara akhlak Islam adalah apabila orang lain memperlakukan kita dengan buruk, kita membalasnya dengan berbuat baik, tidak dengan keburukan juga.
Namun, pada saat orang berbuat jahat kepada kita, biasanya tiada yang lain yang akan kita fikirkan kecuali bagaimana membalasnya dengan kejahatan juga.
Kadang kala kejahatan sehasta dibalas dengan keburukan beberapa hasta.
Contohnya, dengan pengalaman pribadi saya, untuk sekarang ini saya difitnah teman lelaki, teman semenjak kuliah sampai sekarang tidak pernah bertemu, tapi dia bisa memfitnah saya, menyebar omongan palsu yang memalukan. Fitnah yang dibuatpun akirnya sampai ke telinga saya dan mas paijo, ternyata alasanya karena dia pernah suka sama saya dan tidak terwujud, alias kasih tak sampai, dia sakit hati melihat saya bahagia bersama mas paijo. dan akirnya mengarang cerita bohong.

Pengalaman berikutnya lagi, saya pernah dilucuti harga diri saya oleh seorang wanita, diapun juga teman saya, hanya karena sebuah fitnah yang tidak ada dan tidak saya lakukan, dia sampai hati menjahati saya, dan niat jahatnyapun berhasil dia lakukan ke saya, dia pikir saya sudah jatuh tersungkur, dan hancur tidak berdaya seperti yang dia harapkan. Tapi sekarang apa kenyataanya? saya bangkit, saya bisa, saya mampu, saya berhasil dan dapat mewujudkan.

Lalu bagaimana jika kalian menjadi saya, dengan kejahatan seperti itu? tindakan kita adalah membalas keburukannya dengan cara menyebarkan keburukan diri orang itu kah?
Tentunya kita belum merasa puas. Kita pun berteriak memarahi orang itu, ditambah keinginan memukul, menendang, ataupun tindakan lain yang lebih ekstrem.
Jujur pada diri sendiri. Kita sering tidak sadar pembalasan kita sudah melampaui batas. Kita membalas keburukan dengan cara yang lebih buruk.
Sekali kita dimarahi, kita membalas dengan berkali–kali memarahi. Sekali kita ditampar, kita membalasnya dengan menampar berkali–kali.
Rasa–rasanya, kita masih juga belum puas. Kita ingin menamparnya lagi, kita ingin menyakitinya dengan cara yang lebih sakit dan lebih sakit lagi.
Membalas keburukan dengan keburukan adalah kehinaan atas kehinaan. Derajat orang yang demikian adalah rendah, sama sahaja seperti membalas kedengkian dengan kedengkian.
Perkara yang melatari perkara itu adalah dendam dan bukan menegakkan keadilan.
Membalas keburukan dengan keburukan memang dapat membahagiakan hawa nafsu, Tetapi membalas keburukan dengan kebaikan adalah kemenangan manusia dihadapan manusia lain dan di hadapan Allah. 

Bersabar, bersabar dan bersabarlah..

Percayalah setiap apa yang berlaku pasti ada hikmah yang ingin Allah tunjukkan kepada kita. Kuasa Allah sudah terbukti pada saya, saya tidak perlu ngoyo, dan repot-repot untuk membalas kejahatan mereka. Karena pada kenyataanya Allah sudah menunjukkan keajaibanya yang dasyat pada kehidupan mereka seperti apa yang sudah diperbuat oleh mereka ke saya.
Apa yang perlu dibuat adalah sabar dan yakin bahwa semua itu akan datang pada kita, tepat pada masanya. Percayalah, Allah adalah segalanya.

"Apabila kamu membalas kejahatan, kamu perlu membalas kejahatan yang sama seperti yang ditimpakan kepada kamu dan apabila kamu bersabar, tindakan yang demikian itu adalah lebih baik untuk orang yang bersabar"  (An-Nahl ayat 126) 

Aku Rindu