May 25, 2015

Dinding Dingin

Suatu ketika, teman dekatku yang pendiam luar biasa, akhirnya bercerita. Pernah, di hari yang biasa biasa saja, dia ingin sekali bertanya tentang kabar seseorang.

Dia sudah mengetik, “Assalamu'alaykum, apa kabar? Semoga selalu sehat.”

Tapi kemudian dia diam.
Berpikir.
Kemudian menghapus.
Lalu dibatalkan.


Dia takut satu pertanyaan itu akan berujung pada banyak hal hal yang nantinya akan meruntuhkan dinding perasaannya. Bisa karena perasaan kecewa, atau senang yang berlebihan dan berharap harap.

Dia membatalkan. Sebab ingat, jika dia diposisi Fatimah, tidak akan seperti itu. Fatimah akan memilih pura pura tidak peduli padahal ingin tau dan paling peduli. Pura pura tidak suka padahal paling suka. Pura pura tidak terima padahal yang paling pertama menerima dengan segala kekurangan.

Dia ingin seperti Fatimah.
Dia membatalkan pertanyaan itu meski rindu menusuk nusuk.


“Dan karena Tuhanmu, maka bersabarlah…” QS 74 : 7

Aku Rindu