May 29, 2015

ARTIS

Sebenarnya apa sih makna dari kata “artis”? Atau apa sih barometer seseorang sampai bisa dibilang artis? Kalau saya lihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sih artinya: artis /ar·tis/ n ahli seni; seniman, seniwati (seperti penyanyi, pemain film, pelukis, pemain drama); dsb. Artinya adalah orang yang mempunyai profesi seperti yang disebutkan KBBI tadi adalah bisa dikatakan seorang artis. Ok, itu ngomongin profesi, gimana kalau yang cuma hobi doang? Iseng-iseng gambar, iseng-iseng lukis atau iseng-iseng berkarya apapun juga, apakah bisa dibilang artis? Menurut saya iya, hanya saja skala publikasinya yang masih sangat mikro.

Enggak hanya sebatas profesi tadi, sesuatu yang menghasilkan karya seni adalah artis. Orang yang membuat tattoo, disebut Tattoo Artist, orang yang suka graffiti, disebutnya Graffiti Artist, dan lain-lain. Menilik soal dandanan, sempat tersirat pertanyaan di benak saya apakah seorang seniman memang harus berpenampilan stereotip yang katanya unik semacam rambut gimbal, tas rajut-rajut Hippies, tato berantakan, dsb? Menurut saya sah-sah saja sih dandanan artis kaya gitu, ya namanya juga represent. Biar pool saja kalee yee...

Tapi makna artis sekarang sudah bergeser, bukan hanya ditujukan pada pelaku seni, tapi maknanya berubah menjadi tolak ukur popularitas. Terkenal dikit sudah dibilang “Wah, udah jadi artis lo ya?”, pakemnya harus masuk tivi biar dibilang artis, kalo belum masuk tivi ya belum artis. Agak aneh memang, melihat para seleb yang suka sensasi dengan bantuan infotainment tapi jarang sekali menghasilkan karya, menurut mereka adalah satu, popularitas adalah segalanya atau bagi mereka membuat sensasi adalah sama dengan membuat karya.

Semua orang bisa menjadi artis dengan membuat sebuah karya yang konsisten, apalagi di era digital seperti sekarang ini, orang sangat dimudahkan untuk mempublikasikan karyanya, kalau dulu musisi membuat langkah konvensional rekaman lagu terus ditawarkan ke label, sekarang cukup bikin Soundcloud atau Youtube untuk mempublikasikan karyanya, dan ini semua gratis. Orang galau saja via twitter udah bisa beken, bikin buku galau, apalagi galau adalah komoditi yang masih cukup laku di Twitter, jadi Selebtweet deh, btw entah kenapa saya enggak suka istilah Selebtweet, semacam kerjaannya cuma ngetwit saja kali tapi enggak punya kerjaan lain diluar,  bukan menyindir orang yang suka ngetwit di akun pribadi dan menjadikan itu pekerjaan , tapi kan Twitter ada umurnya, kalo enggak punya kerjaan lain terus sampe enggak tenar lagi akun Twitternya gimana tuch? Terus rela gitu dibilang “mantan Selebtweet”?

Sosial media itu adalah etalase, tempat eksebisi yang sangat bagus untuk menjual karakter, tapi jangan sampai karakter kau erat terbayang-bayangi hanya dengan sosial media tertentu, yang nantinya akan ada umurnya. Buktikan kalau kita bisa berkarya di mana saja, buktikan kalau kita bisa menjadi artis untuk diri kita sendiri, buktikan kita bisa menginspirasi orang lain dengan lebih baik, buktikan kalau kita bisa menghasilkan karya yang bermanfaat bagi semua orang dan buktikan kalau kita adalah sesuatu. Dan benar ucap kisanak, kunci dari semua popularitas yang didapat adalah ‘humble’, niscaya kita akan mendapatkan keuntungan dari setiap karya yang kita keluarkan. Karena artis adalah profesi dan Ngartis adalah obsesi. 

Aku Rindu