Jan 31, 2018

Cintaku Sepenuh Hati

Ketika saat pertamakali kau menjadikanku kekasih yang sangat kau cintai, saat itu pula aku pun sangat mencintaimu dengan lebih dan lebih, melebihi kekasih mana pun yang mencintai kekasihnya. Saat itu pun aku merasa aku benar-benar tak ingin kehilanganmu.
Cinta ini pun aku jaga dengan sepenuh hati, seluruhnya ku berikan demi menjaga keutuhannya. Namun, ketika sesuatu tengah menimpa kami, segalanya seolah seperti berubah dan tak lagi sama. Aku tahu bahwa Allah mungkin tengah menguji cinta kami.
Kekecewaan demi kekecewaan kerap kuterima dengan perubahan sikapmu. Derai demi derai airmata selalu menetes di pipiku. Namun, aku tetap bertahan untuk tetap menjaga apa yang telah menjadi milikku. Aku memilih untuk tetap menjadi bagian dari dirimu.
Tidak mudah rasanya menahan rasa sakit karena pengkhianatan. Namun, aku tetap memilih bertahan karena rasa cinta yang begitu besar. Aku ingin tahu, berapa banyak wanita yang bisa bertahan sekian lamanya diatas sebuah pengkhianatan yang terus menderanya?–selain aku, tentu saja.
Tapi, aku hanya manusia biasa yang mungkin juga bisa lelah. Lelah karena terus-menerus menahan rasa sakit dan kecewa. Bukan aku tidak ingin belajar. Aku terus belajar untuk mengatasi rasa cemburu dan amarah yang merongrong jiwaku. Aku belajar untuk mengatasi rasa cemburu dengan kedewasaan diriku. Hingga, pada akhirnya aku tidak ingin memaksakan perasaan cinta ini.
Aku hanya ingin kau mengerti. Selagi aku disini, mengertilah bahwa aku rela mengorbankan apapun demi membuatmu bahagia. Selagi aku disini, aku mohon hargailah perasaanku. Dan, selagi aku disini, aku mohon jangan teteskan airmataku lebih banyak lagi.
Karena, ketika nanti saatnya aku pergi dari hidupmu, aku tak ingin ada kata penyesalan terlontar dari mulutmu. Karena, ketika saat itu tiba, aku mungkin takkan bisa kembali lagi, meski mungkin rasa cinta ini tak terhapuskan bahkan takkan mungkin terganti. Kau adalah jiwaku, sampai kapanpun.

Aku Rindu