Oct 31, 2015

Mengerti

Bila engkau masih memerlukan pujian untuk membuatmu bergembira dan tersanjung, maka akan sering datang kekecewaan dalam hidupmu, sehingga bisa melakukan hal-hal yang tidak terpuji. 

Bila engkau masih begitu mudah terpengaruh oleh celaan dan penghinaan, maka hidupmu akan sering merasa tercela dan terhina. 

Orang yang mengerti hakekat kehidupan tidak akan terpengaruh oleh celaan dan pujian, karena hanya dianggap sebagai  tipuan belaka. [SANG GURU]

Pujian Sebagai Sumber Kekecewaan

Bisa memberikan pujian yang tulis adalah kebaikan. Tetapi selalu berharap pujian atas apa yang kita lakukan akan menjadi sumber kekecewaan.

Apabila dengan pujian bisa membuat kita bergembira dan mendatangkan kebahagiaan, maka ada waktunya kita akan terlena dan menjadikan pujian bagaikan minuman berenergi atau doping. Pada akhirnya membuat kita ketagihan.

Bukankah bila demikian akan datang kekecewaan demi kekecewaan ketika pujian tak lagi datang? Bukankah pada akhir bisa membuat kita tergoda untuk melakukan sesuatu hal dengan harapan untuk dipuji?

Seperti seorang anak demi untuk menjadi pusat perhatian orangtuanya akan berbuat hal yang tidak pantas. Bukankah dalam kehidupan sudah banyak contohnya?

Celaan dan Hinaan Bukanlah Musuh

Bila kita belum memiliki akar budi yang kokoh bagaikan pohon jati yang menjulang tinggi tahan terhadap terpaan angin kencang. Bila keegoan masih menjadi tembok yang kokoh, maka segala celaan dan hinaan akan mudah sekali membuat kita terluka, sakit hati dan menyimpan dendam.

Ketika pembinaan diri kita masih belum mumpuni, maka akan menjadi pribadi yang begitu mudah mengasihani diri sendiri dan menyalahkan orang lain. Mudah berkeluh-kesah dan menganggap dunia tak adil pada kita.

Setiap perkataan yang tidak baik yang menghampiri seakan bagaikan racun yang mematikan. Alih-alaih menjadikannya sebagai cermin dan bahan pelatihan untuk melatih diri.

Di dalam hidup ini, kita tak mungkin bisa menghindari celaan dan hinaan. Selalu saja ada yang tak akan suka dengan diri kita sebaik apa pun yang kita lakukan. Yang bisa kita lakukan adalah mengolah semua itu menjadi kekuatan untuk membangun karakter diri kita. Jadi hinaan dan celaan bisa menjadi kawan baik bagi kita.

Pujian dan Celaan hanyalah Hiasan Kehidupan

Orang yang mengerti sejati dirinya akan selalu melihat ke dalam diri. Menikmati hidup sepanjang waktu tiada peduli panas atau hujan.

Begitulah terhadap celaan atau pujian takkan memengaruhi batinnya. Sebab semua itu bagaikan hiasan belaka. Warna-warni kehidupan. Ada atau tiada sama saja.

Bahwa perkataan pujian dan hinaan bukanlah kebenaran yang harus diyakini. Sebab setiap waktu bisa terjadi perubahan. Hakekat kehidupan di dunia tak ada yang abadi. Suka dan duka silih berganti. Begitu pula dengan pujian dan hinaan.

Hari ini memuji, esok bisa saja berganti benci. Mengapa harus mengikat diri dengan semua ini yang akan membuat hidup kita tak bebas lagi?

Aku Rindu