May 27, 2018

Kesepian


Di tengah keramaian, ada orang-orang yang kesepian. Mereka mungkin tertawa, membaur dalam canda bersamamu, namun jika kamu melihat mata mereka lebih dalam, kamu akan menemukan kekosongan di sana. Dan barangkali, keramaian tidak mampu mengisi rasa sepi di dalam hati mereka.

Di tengah hujan, ada orang-orang yang kesepian. Mereka berjalan sendiri sambil menatap rintik yang jatuh membasahi bumi. Sebagian dari mereka berpayung, sebagian lainnya membiarkan diri mereka tersentuh oleh hujan secara langsung. Mereka selalu menikmati hujan dalam gerimis maupun deras. Bagi mereka, hujan adalah sahabat terbaik untuk berbagi kisah kesepian yang tersimpan.

Di jalanan, ada orang-orang yang kesepian. Mereka bernyanyi dengan nada seadanya, diiringi petikan gitar atau sekadar bunyi nyaring dari alat musik ciptaan mereka sendiri. Kadang mereka terpaksa berlarian berebut lahan rezeki demi pecahan rupiah yang tidak seberapa. Mereka pun tidak mengenal seragam putih-merah untuk bersekolah. Orang-orang yang kesepian itu, selalu merasa cukup di dalam ketidakcukupan mereka.

Di dalam pusat perbelanjaan, ada orang-orang yang kesepian. Mereka memilah banyak barang dan membeli hampir semua yang diinginkannya. Semua orang akan melihat dirinya begitu bahagia, mampu membeli barang-barang termahal sekalipun. Mereka akan tersenyum puas sambil berfoto memamerkan belanjaan mereka, lalu mengunduhnya ke berbagai media sosial. Mereka hanya butuh komentar, pujian, dan juga kawan di media sosialnya. Semata untuk menunjukkan bahwa mereka tidak kesepian—padahal kenyataannya justru sebaliknya.

Selalu ada orang-orang yang kesepian di sekitar kita. Mereka menyimpan luka mereka sendiri dan enggan untuk berbagi. Jika saja kita mau melihat senyum pada wajah mereka, sebenarnya senyum itu bukan senyum dalam artian yang sebenarnya. Bukan pula tawa riang yang sebenarnya terlukis di dalam hati mereka. Tentu bukan.

Mereka kesepian; dan mungkin hanya itu pelarian terbaik yang mampu mereka lakukan.



Aku Rindu