Seringnya kita mengingat banyak hal yang seharusnya tidak
perlu diingat dan kita melupakan banyak hal yang seharusnya perlu untuk
diingat. Kita hanya mengingat apa yang ingin kita ingat, lupa bahwa seharusnya
pembelajaran itu yang selalu kita ingat. Agar tidak terulang kesalahan yang
sama. Agar belajar menjadi lebih baik lagi.
Ketika sedih, pikiran hanya terpusat pada “hal yang membuat
kita sedih”. Kita lupa bahwa seharusnya yang diambil pelajarannya bahwa “apa
yang membuat sedih itu, peluk saja kejadiannya. Ambil hikmahnya. Tersenyum lalu
melangkah lagi”.
Subuh ini aku teringat pesan seseorang, dia bilang “Kalau
sedih ya sedih aja. Rasakan perasaannya. Toh nanti juga berlalu. Toh sedih dan
bahagia datang silih berganti. Disaat sedih pun terkadang kita masih mampu
tertawa. Jika begitu tandanya kau masih bisa baik-baik saja”.
Banyak hal di dunia ini yang hanya perlu mendapatkan
perhatianmu itu dengan “seperlunya saja”. Seperti kesedihan, kehilangan,
kekecewaan, dikhianati dan lain sebagainya. Pada saat merasakan itu semua ya
rasakan aja sakitnya tapi jangan lupa melangkah.
Sedih jangan lama-lama. Banyak orang di sekelilingmu yang
perlu kau bahagiakan. Banyak orang di sekelilingmu yang ingin melihat kamu
bahagia. Kalau sedih jangan meratapi, ingat saja artinya kamu masih punya hati.
Dan ingat jangan sampai kamu melakukan hal seperti yang orang lain lakukan ke
kamu, bukannya kamu tahu bagaimana rasa sakitnya. Jadi jangan lakukan itu,
karena jika kamu melakukan hal yang sama berarti kamu sama saja seperti dia
yang melukai.
Ujian yang terberat memang ujian hati. Sumber segala perasaan
ada di sana. Bahkan hati adalah cerminan diri, jika baik hatinya maka baiklah
jasadnya. Dan hati adalah selemah-lemahnya yang mampu dibolak-balik dan
diterbangkan angin.
Maka sedihlah seperlunya, sakit hatilah sewajarnya. Bencilah
jika ingin membenci tapi jangan sampai dendam. Kita manusia bukan malaikat.
Seiring berjalannya waktu kau akan mampu biasa saja. Seiring berjalannya waktu
semua cerita itu akan tertinggal di masa lalu.
Berbiasalah. Berbahagialah. Itu kata penulis patah hati
favoritku hehe
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika
ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh
jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan
Muslim no. 1599).