Oct 14, 2015

Bentuk Bahagia Berbeda-beda

Kondisi itu terjadi karena mereka mencari kebahagiaan dari orang lain. Mereka membandingkan dirinya dengan kondisi orang lain yang dianggap lebih. Mereka membuat standar kebahagiaan sebagaimana dimiliki orang lain, bukan standarnya sendiri. Mereka menginginkan bentuk kebahagiaan seperti yang dimiliki orang lain. Tentu saja ini tidak bisa, karena bentuk bahagia itu berbeda-beda.

Cara pandang seperti itu yang membuat mereka tidak bahagia, dan beranggapan orang lain lebih bahagia daripada dirinya. Selama mereka mencari kebahagiaan dari orang lain, mereka tidak akan pernah menemukannya. Mereka akan selalu merasa menderita dan menganggap orang lain yang lebih bahagia. Namun kalau kita mencari kebahagiaan dari dalam diri kita sendiri, kita pasti akan menemukannya.

Semua orang memiliki kebahagiaan sesuai dengan kondisi dan situasinya. Orang kaya memiliki bentuk kebahagiaan tersendiri, sebagaimana orang miskin pun memiliki bentuk kebahagiaan yang pas untuk dirinya. Guru memiliki bentuk kebahagiaan yang berbeda dengan murid. Pedagang memiliki bentuk kebahagiaan yang berbeda dengan pembeli. Pejabat memiliki bentuk kebahagiaan yang berbeda dengan rakyat. Konglomerat memiliki bentuk kebahagiaan yang berbeda dengan orang melarat. Dokter memiliki bentuk kebahagiaan yang berbeda dengan pasien.

Semua orang berhak bahagia dan bisa bahagia, namun bentuk kebahagiaan mereka tidak selalu sama. Oleh karena itu jangan membandingkan kebahagiaan milik orang lain dengan diri sendiri. Ukurannya berbeda, standarnya berbeda, bentuknya berbeda. Bahkan kita lihat para petualang dan pecinta alam berbahagia dengan liarnya tantangan yang harus mereka taklukkan.

Di saat orang lain ingin berjalan-jalan saja menikmati bunga yang bermekaran dengan indahnya di taman, para petualang menganggap hal itu sebagai membosankan. Yang membahagiakan bagi mereka adalah kerasnya tantangan alam. Tentu saja ini menjadi sulit dimengerti oleh mereka yang bertipe “kantoran” atau “gedongan” yang memiliki kebahagiaan saat berada di ruangan, apakah rumah atau kantor atau mall atau hotel.

Jadi nikmati saja kebahagiaan dalam standar, ukuran dan bentuk yang paling sesuai dengan kondisi kita sendiri. Jangan mengharapkan kebahagiaan dalam standar, ukuran dan bentuk milik orang lain, karena pasti berbeda. Membandingkan dengan kondisi orang lain yang “lebih”, akan membuat seseorang merasa iri dan menderita. Ini justru membuat tidak bahagia.

Lihatlah ke dalam diri sendiri. Syukuri semua nikmat karunia yang Allah berikan kepada kita. Rasakan hadirnya kebahagiaan yang mengalir dalam setiap tarikan dan hembusan nafas kita. Rasakan hadirnya kebahagiaan dalam setiap detak jantung dan aliran darah kita. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah. Bahagia itu begitu nyata. Ada di dalam diri kita.

Aku Rindu