Jika masih berada pada masa yang belum siap untuk menikah,
maka kita tak perlu sok tahu dengan mendahului takdirNya. Dengan mudahnya
berjanji, menyiapkan segala hal untuk membersamai si dia yang dicintai. Lalu,
apabila Ia bekehendak lain, tidakkah kita malu dengan ambisi dan perasaan kita
sendiri yang terlalu naif perihal jodoh?
Fokus pada tujuan awal, niscaya kita akan dipertemukan
karena tujuan dan cita-cita yang sama. Dengan begitu, kita tak perlu
repot-repot menyamakan prinsip dan persepsi kita. Sebab, ketika kita sudah
berupaya, berdo’a, dan percaya, Allah akan beri yang terbaik untuk kita. Seterjal
apapun jalan ceritanya, seperih apapun luka, kita akan lebih mudah berlapang
dada, kita akan lebih semangat untuk bangkit dan berencana.
Ternyata, ada yang lebih sulit dari memilih, yaitu bertahan
pada satu pilihan. Jika sebuah pilihan terdapat alasan Allah didalamnya, maka
yakinlah, bahwa perjuangan selama ini takkan sia-sia.