Feb 22, 2018

Lupakan Mantan, Untuk Apa Diingat Dan Dikenang, Dia Bukan Pahlawan

Dalam hidup, kamu pasti akan menemukan yang namanya kecewa. Kecewa dalam berbagai macam hal. Dalam hubungan percintaan misalnya. Kamu harus tahu, untuk menyembuhkan luka (kecewa) lalu kemudian move on itu tidak mudah. Kamu butuh keberanian untuk melepaskan dan butuh juga yang namanya lapang dada untuk memaafkan.
Mulai sekarang, kamu harus belajar melepaskan. Bukan karena sudah tak cinta. Tapi memang ia tak layak dicinta. Jangan juga kamu salahkan dia. Maafkan saja. Toh, dia pernah mengisi hari-harimu dengan canda tawa penuh kebahagiaan. Tidak bisa dipungkiri itu. Ikhlaskan saja. Jangan dendam. Sebab dia juga hanya menjalankan skenario Tuhan untuk hadir sebentar di hidupmu lalu kemudian berlalu. Sebenarnya, Tuhan sedang mengajarimu kalau cinta itu sewajarnya saja.
Setelah dia berlalu dari hidupmu, tidak usah lagi kamu coba berpindah kelain hati. Jangan kamu kira, untuk mengobati luka hatimu, kamu harus jatuh cinta lagi? Tidak! Nikmati saja sepimu itu sendiri. Jangan libatkan orang lain. Terlalu cepat menemukan pengganti juga tidak baik. Kasihan.“Kamu benar jatuh cinta atau hanya sedang menemukan tempat pelarian?”
Nikmati saja dulu masa-masa sendiri-mu. Banyak-banyaklah merenung. Merenung bukan untuk mengenang mantan lagi. Tapi lebih kepada belajar mencari pesan atau pelajaran apa sih sebenarnya yang diselipkan Tuhan dibalik ke-kecewaan-ku kemarin? Tuhan ingin aku belajar apa dari pengalaman patah hati ini? Percayalah, merenung dengan cara seperti itu akan lebih bermanfaat daripada sekadar merenung mengingat mantan yang berkhianat.
Begini, kalau bisa kuberi saran, “Sebelum kamu memutuskan untuk mencintai orang lain dan membawanya masuk kedalam duniamu. Sebaiknya terlebih dahulu kamu belajar untuk mencintai dirimu sendiri. Bukan egois, tetapi itu memang penting. Agar kelak kamu tidak menuntut cinta terlalu banyak dari pasanganmu”.
“Sebab cinta itu memberi. Bukan menuntut”
Mencintai diri sendiri, itu juga merupakan salah satu tips untuk meningkatkan rasa percaya diri. Kalau kata Dilan, “cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri”. Saya setuju. Bukan hanya itu, rindu terhadap mantan juga tanda tidak percaya diri. Kenapa? Karena kamu tidak yakin dengan kemampuanmu untuk mendapatkan pengganti yang lebih baik segalanya dari dia. Bukan hanya tidak percaya diri. Kamu juga meragukan kebesaran Tuhan.
Sederhananya begini, kalau dia cukup berani meninggalkanmu, kamu juga harus cukup cerdas untuk meninggalkannya. Percaya deh, kamu itu berharga. Kamu spesial. Kamu punya banyak potensi yang harus dikembangkan. Kamu harus mencoba hal-hal baru yang tentu lebih menyenangkan. And of course, you have to do those things by yourself. Jangan menggantungkan dirimu dan segala sesuatu yang kamu inginkan ke orang lain. Even itu adalah orang spesial dalam hidup kamu.
Mandiri! Kamu harus bisa mandiri. Meski kamu perempuan, kamu harus punya kuasa untuk melawan segala ketidakadilan. Termasuk dijajah oleh mantan. Kamu harus cerdas memilih, mana ingatan yang memang harus disimpan. Dan mana ingatan yang harus segera dihilangkan.
“Terkadang, kita memang tidak harus mengingat seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidup kita untuk kemudian dijadikan kenangan.”
Salah satunya tentang mantan. Untuk apa diingat? Dikenang apalagi. Bukan pahlawan. Lupakan saja. Nama-nama orang yang pernah melukaimu. Yang pernah buatmu kecewa. Tidak usah diingat. Tapi jadikan pengalaman itu sebagai pembelajaran hidup.
Sebab tidak semua ingatan dapat menyelamatkan. Ada juga ingatan yang justru hanya menambah penderitaan dan menjebakmu semakin dalam terperangkap oleh kehidupan di masa lalu. Kamu tidak akan benar-benar maju, selama kamu masih menyimpan dendam terhadap masa lalu.

Aku Rindu