Feb 20, 2018

Bunga Adalah Simbol Dari Keindahan

Jalan yang mudah tidak selalu dijanjikan pada hidup yang kita lalui. Pasti suatu saat ada masanya kita turun, ada masanya pula kita mendaki. Mungkin saat ini kita sedang diperlakukan baik dan dipuji, namun suatu hari pasti ada orang yang memaki dan menyakiti. Di sinilah kualitas hati kita sedang diuji. Apakah kita menyimpan dendam dengan orang yang menyakiti ataukah memaafkan segala apa yang terjadi. Apakah kita tetap berkarya atau justru putus asa.
Bunga adalah simbol dari keindahan. Segala apa yang terletak padanya memang indah. Mulai dari kelopaknya yang merangkai menjadi suatu bentuk yang indah. Hingga harumnya yang menarik dan membuat indah indra penciuman kita. Namun, keindahan yang utama yang ada pada bunga ialah keteguhan. Keteguhan dalam memberikan keindahan. Karena meskipun dihancurkan, bunga tetap saja memberikan harumnya.
Ternyata hati kita ibarat bunga. Hati tetap bisa memberikan kebaikan kepada orang yang telah memaki kita. Hati tetap bisa memaafkan kepada orang yang telah menyakiti kita. Hati tetap bisa membimbing tubuh dan pikiran agar terus berkarya. Ibarat bunga yang tetap memberikan harumnya, bahkan kepada tangan orang yang menghancurkannya.
Maka, janganlah menyimpan dendam terhadap orang yang. Buanglah rasa dendam karena jika tidak, hatimu tidak akan indah lagi. Seperti kata Ustadz Salim A. Fillah, karena dendam itu ibarat kita minum racun dan berharap orang lain yang mati. Dan janganlah terlalu sedih terhadap caci maki karena bisa jadi itu yang membuat kita menjadi lebih baik lagi. Serta janganlah menjadi putus asa karena patut diingat mengapa sejak awal kita memulai. Karena sesungguhnya hati ini terlalu berharga jika dipenuhi dengan hal-hal yang merugi.
Semoga kita senantiasa diberi hati bagai bunga. Yang tetap berusaha memaafkan walau diberi rasa kecewa. Tetap menerima segala makian sebagai pembangun diri agar lebih berguna. Tetap berusaha berkarya, walau ujian datang merajalela.
Hatimu ibarat bunga, tetap memberikan harumnya meskipun kepada tangan yang menghancurkannya. - Ali bin Abi Thalib

Aku Rindu