Perjalanan hidup kita sampai saat ini, pasti pernah mengakrabkan diri
dengan harapan. Untuk cita-cita, urusan perasaan, dan seringkali untuk
urusan mimpi-mimpi kehidupan. Hanya karena harapan, kita terus bergerak
dan berusaha. Hanya karena harapan kita akan terus berlari mengejar
cita, dan tapi hanya karena harapan pula, kita sering dibuat terjatuh
dan melemah.
Lantas, bagaimana kalau berhenti saja? Membuang semua hal yang kita harapkan, dan membiarkan semua mengalir saja apa adanya. Meski kita semua tahu, itu akan membuat kita terlihat seperti seorang pecundang, memilih takluk bahkan sebelum dimulainya perang.
Diinginkan atau tidak, harapan itu akan senantiasa ada. Ditanam atau tidak, harapan akan selalu ber-tumbuh. Tidak akan hilang, meski terbuang, tidak akan tumbang meski ditebang.
Lantas, bagaimana kalau berhenti saja? Membuang semua hal yang kita harapkan, dan membiarkan semua mengalir saja apa adanya. Meski kita semua tahu, itu akan membuat kita terlihat seperti seorang pecundang, memilih takluk bahkan sebelum dimulainya perang.
Diinginkan atau tidak, harapan itu akan senantiasa ada. Ditanam atau tidak, harapan akan selalu ber-tumbuh. Tidak akan hilang, meski terbuang, tidak akan tumbang meski ditebang.
Harapan akan tetap ada. Saat surutnya, ia seperti lilin kecil yang padam. Menunggu sang pemiliknya kembali memantik dengan api. Api yang akan membakar semangat, dan kembali menyalakan harapan itu sendiri.