Aug 12, 2017

Membahas Wanita Dan Perempuan Tak Ada Habisnya

Menengok kembali penyebutan nama perempuan dan wanita. Kata wanita dlm etimologi Jawa itu berasal dari 'wani ditoto' alias berani diatur. Anggapan nilai wanita yang lebih tinggi dalam bahasa Indonesia ini menurut Ben Anderson (1966) adalah karena bahasa Indonesia mengalami "jawanisasi" atau "kramanisasi": Kulitnya saja bahasa Melayu yang egaliter, tapi rohnya bahasa Jawa yang feodal. 

Sementara itu, arti kata perempuan dari bahasa asalnya, Sansekerta, sangat berbeda dengan apa yang ada di KBBI. Perempuan berasal dari kata per-empu-an. Per itu berarti makhluk, Empu berasal dari kata Sansekerta yang berarti mulia, berilmu tinggi, pembuat suatu karya agung. Leluhur bangsa ini pun sudah memberikan makna dalam kata perempuan sebagai bentuk penghormatan tinggi kepada kaum wanita (yang katanya dijajah pria ini).

Sebenarnya mau memakai kata wanita dan perempuan sangat tergantung pengertian dan maksud. Dan lebih penting lagi, bagaimana seseorang bersikap atas seberapa siap dia merepresentasikan wanita atau perempuan. Keduanya tidak salah, memang beginilah adanya situasi gender yang ada di negara kita, historikal.

Perempuan mulai dari lahir hingga dewasa selalu dilekatkan dengan pertanyaan yang tanpa akhir. Mulai dari warna identik dengan pink dan permainan yang dikenalkan semenjak kecil adalah boneka, kecantikan dan masak-memasak plus belanja. Sedangkan anak laki-laki menemani ayah membaca koran dan noton teve plus siap makan. Urusan dapur adalah miliknya ibu dan anak perempuan. Beranjak dewasa akan dicecar atau dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang sangat menggangu sekaligus membuat sedih bagi perempuan.


sekolah dimana?
kerja dimana?
sudah punya pacar atau suami?
sudah punya anak berapa?
sayang kuliahnya cuman hanya urus anak dan dirumah saja?
menikah plus bekerja jadi wanita karier jadi bahan gunjingan pulang malam, anak enggak diurus?
setelah anak-anak tumbuh besar kapan mantu?
kemudian kapan punya cucu?

Kebiasaan manusia selalu ikut campur urusan bahkan kehidupan orang lain, biasa kita kenal dengan bahasa gaul "kepo".

Bicara keadilan dan kesetaraan gender tak pernah ada habisnya dan tak kenal era jamannya di Indonesia hingga dibelahan dunia ini.  Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki konstruksi sosial mengatur tubuh perempuan.

Slogan yang mewakili bahas tubuh perempuan dengan  "jangan atur pakaian perempuan tetapi aturlah otak kalian". Ini dimulai dari mindset atau cara berpikir yang harus diubah tidah hanya perempuan tapi yang paling utama laki-laki itu sendiri.

Perubahan dilakukan karena ala biasa. Maka mulailai dari mendidik anak laki-laki dan perempuan tanpa membedakan gendernya melainkan tentang kasih sayang dengan berlaku adil sejak dari pikiran dan perbuatannya. Ajarkan bagaimana memanusiakan manusia. 

Perempuan adalah tiang negara, jika perempuannya baik maka baiklah negaranya, dan jika perempuannya rusak, maka hancurlah negaranya. Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, jika ibu mempersiapkan mereka dengan baik, maka dia telah mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat.

Aku Rindu