Aug 10, 2017

Nyamuk

Kekasih, aku membuka mata, tapi tidak ada yang bisa kulihat. Gelap sekali. Apakah jatuh cinta seperti itu? Hanya ada hitam pekat, tapi orang jatuh cinta percaya bahwa ia hidup. Apakah hidupnya dari cinta? Apakah cinta itu seperti penerang?

Aku meraba-raba kasur. Hanya selimut yang bisa kucengkram. Selimut itu dingin. Tapi aku merasa hangat saat namamu terlintas. Hanya sebuah nama.

Aku tidak ingin membayangkan bahwa kota ini hancur lebur. Seperti menjadi daerah perang atau adanya wabah zombie. Meskipun demikian, di sini kesunyian begitu nyaring.

Beberapa menit aku tidak tahu harus berbuat apa. Tiba-tiba kudengar suara nyamuk mendekat. Ada kabar apa dari nyamuk? Aku bertanya pada entah siapa, barangkali kepada diriku yang lain. Dan nyamuk itu terbang dekat di telinga kananku.

Nyamuk itu tidak berbahaya, aku tahu itu. Bagaimana aku tahu? Begitukah yang ingin kamu tanyakan? Tidak penting. Yang pasti nyamuk itu hanya menghisap kesedihan, kesendirian, penderitaan, dan kegelisahan. Ya, seperti itulah.

Kapan-kapan aku ingin menjadi nyamuk. Kamu tidak keberatan?

Aku Rindu