Jul 21, 2017

Gaya Hidup

Yang mahal itu gaya hidup.

Dan sosial. Garis bawah tebal-tebal. Jadi, jika suatu hari sosialmu naik seiring dengan gaya hidupmu, bersyukurlah. Itu berarti mahal.

Ketika sadar bahwa itu mahal, juga perlu bersyukur. Itu berarti masih ingat kehidupan “sebelumnya”. Perlu “tepo sliro” kata orang Jawa.

Karena hidup itu seperti roda yang bergulir. Suatu saat ada di bawah. Poin di mana hati akan sering “nggresulo”. Bahkan pada titik terburuknya yaitu menyalahkan Tuhan yang tak kunjung mengubah nasib. Na’udzu billah.

Tapi suatu saat akan menanjak naik. Titik transisi yang rawan. Rawan lupa karena mulai bergelimang dengan kenikmatan. Entah itu harta, tahta, dan kesehatan.

Semakin tinggi, semakin rawan. Karena ketika jatuh akan semakin sakit.

Obatnya hanya satu (selain “tepo sliro”) yaitu banyak-banyak bersyukur. Udah itu saja.

Aku Rindu