Jun 2, 2017

Kriteria Dalam Jodoh

Teringat materi SPN (Sekolah PraNikah) dulu, untuk menikah kita perlu menentukan kriteria calon pendamping. Tidak bisa terserah, karena kita tidak membeli kucing dalam karung, minimal ada beberapa hal dari diri si calon yang cocok pada kita.

Untuk menentukannya, bisa dimulai dengan menuliskan daftar apa saja kriteria yang diinginkan, tentunya sebaik-baik kriteria adalah yang menempatkan kebaikan dan kelurusan agamanya pada urutan utama.
Sebagaimana hadits di bawah ini:
“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung. (HR. Bukhari)
Menurut saya, hadits ini dapat menjadi acuan bagi seorang perempuan yang akan menentukan kriteria calon suami, karena sejatinya agamalah yang akan menyelamatkan rumah tangga.

Selanjutnya, tentukan kriteria mana saja yang menjadi keharusan (kriteria utama yang wajib ada), dan mana yang bisa ditoleransi (dapat dipertimbangkan). Kriteria utama inilah yang akan menentukan apakah akan menerimanya atau tidak, sedangkan kriteria toleransi merupakan kriteria atau hal pelengkap dalam diri calon pasangan. Contohnya, kriteria utama seperti memiliki pemahaman agama yang lurus. Sedangkan kriteria yang bisa ditoleransi seperti suku bangsa, usia, pekerjaan, dan sebagainya.

Kenapa perlu menentukan kriteria yang perlu ditoleransi? Karena tidak ada manusia yang sempurna, begitupun dirimu, juga calon pasanganmu.
Seperti sebuah kisah, (namun saya lupa bagaimana cerita aslinya, hanya ingat inti dan maknanya) ada seorang murid yang diminta masuk ke sebuah padang rumput oleh gurunya. Guru tersebut meminta agar ia memetik setangkai bunga yang menurutnya paling indah, syaratnya, jika ia telah berjalan maju, tidak boleh kembali lagi. Namun, di perjalanan, setiap melihat bunga, ia tidak langsung memetiknya karena berpikir mungkin ada bunga yang lebih indah di depan sana. Hingga sampai ujung padang, tak ada satupun bunga yang ia petik. Maknanya, kesempurnaan yang kita harapkan, takkan berbuah apa-apa. Kesempatan yang tak datang dua kali hanya akan membuatmu kecewa.

Begitupun dengan jodoh, kita tak bisa begitu sempurna untuk memilih seseorang. Ketika telah menemukan yang cocok, tak perlulah terlalu idealis untuk menemukan orang lainnya yang lebih cocok, karena belum tentu orang lain akan lebih cocok dari yang sebelumnya. Yang perlu kita lakukan adalah berkompromi pada diri sendiri untuk dapat menyesuaikan diri dengan hal yang kurang sesuai dengan kriteria kita. Bisa saja, mungkin saat akan memilih, menganggap bahwa kriteria itu tidak cocok dengan diri kita, tapi setelah menikah, ternyata kriteria itulah yang akan menghidupkan rumah tanggamu.

Allahua'lam. Dan Allah lah yang paling tahu kondisi terbaik bagi hamba-Nya.

Aku Rindu