Dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan, ibaratnya penentuan
takdir mereka berada di atas sebuah titik tengah dalam suatu garis. Dan
kemudian baik laki-laki dan perempuan berada di masing-masing ujung
garis tersebut.
Untuk bertemu di titik tengah tadi, maka keduanya harus berjalan
menempuh banyak hal sebelum takdir mempertemukan di tengah-tengah.
Mereka sama-sama berjuang, sama-sama ingin bertemu, sama-sama ingin
menjadi takdir satu sama lain.
Tapi salah satu yang paling
menyedihkan dan sering terjadi adalah: masing-masing mereka merasa
seolah hanya berjuang sendirian, merasa seolah tidak pernah
diperjuangkan, di saat sebenarnya mereka sama-sama berjuang ke arah yang
sama, menuju satu sama lain.
Akhirnya salah satu atau bahkan
dua-duanya menyerah, karena melihat satu pihak tidak berupaya apa-apa.
Pihak lain juga menatap sama, seolah hanya dia saja yang berusaha.
Seolah perjuangan partnernya tidak tampak, dan seolah perjuangannya
sendiri juga tak terbalaskan.
Mereka bisa saja sudah bertemu satu
sama lain, punya perasaan satu sama lain, dan akhirnya punya rencana
untuk hidup bersama satu sama lain.
Tapi apalah guna saling memperjuangkan, tapi tidak merasa sedang diperjuangkan
Dan takdir belum tentu punya perlakuan yang sama seperti yang kita rencanakan.
Banyak-banyaklah
berdo'a, karena cuma do'a senjata kita dalam menembus dan menggetarkan
langit, cuma do'a yang bisa menebus kemudahan dalam rencana kita di atas
bumi, cuma do'a yang bisa membolak-balikkan hati kita dan orang yang
kita cinta.