Iri hati adalah perasan tidak senang melihat ada orang lain
memiliki kelebihan dari diri, Perasaan ini pemicunya bisa apa saja, termasuk
hal hal yang sesungguhnya sangat sepele, Antara lain rasa iri hati bisa
tercetus atau tersulut, karena tidak senang.
Dalam ajaran agama manapun, iri hati adalah sebuah sikap
mental yang sangat tercela. Namun ibarat penyakit akut, tidak datang secara tiba
tiba ataupun serta merta, melainkan melalui proses yang panjang, Secara sadar, maupun tidak, kalau kita mau jujur, orang orang dewasa ikut berperan dalam
membentuk sikap mental tercela ini, melalui sikap pembiaran.
Barangkali masalah seks dan iri hati adalah masalah yang
paling tua di bumi ini. Ini bisa dilihat dari sejarah manusia yang diceritakan
dalam kitab suci tiga agama besar di dunia (Yahudi, Kristen dan Islam). Kata
bersetubuh (hubungan seksual) antara Adam dan Hawa setelah jatuh dalam dosa dan diusir dari Taman Firdaus adalah kata awal dari mulainya keturunan
manusia ada sampai sekarang ini.
Seks dan iri hati menjadi masalah manusia hingga sekarang
ini, dua perbuatan yang kemudian diikuti oleh perbuatan-perbuatan lain seperti
minum-minuman sampai mabuk (bahkan ada yang marasa kalau mabuk maka seks'nya
bisa tambah kuat dan bisa bermain seks "bebas", seperti yang
dilakukan anak-anak perempuan Nabi Luth, waktu membuat ayahnya mabuk supaya Nabi
Luth bisa menyetubuhi mereka), bersenang-senang dengan banyak wanita karena merasa
mampu membayar, dan akhirnya untuk memenuhi hasrat-hasrat itu manusia merasa perlu
menambah hartanya dengan cara merampas dan menguasai yang bukan miliknya.
Seks dan iri hati menjadi dosa pemicu manusia berbuat
dosa-dosa lain. Dosa seksual menjadi rintangan bagi manusia untuk bisa kembali
ke kehidupan yang suci. Mungkin manusia di bumi ini tidak ada yang tidak luput
dari dosa seksual semasa hidupnya. Bahkan dikatakan untuk berpikir atau
membayangkan persetubuhan dengan wanita atau pria lain yang bukan istri atau suaminya
saja dikatakan sudah berbuat dosa seksual. Apalagi di zaman semakin
modern sekarang ini, peredaran film porno secara halus dan terang-terangan sudah tidak bisa
dibatasi dengan peraturan dan perundangan,melalui internet dunia menjadi
"flat".
Dosa seksual terjadi dimana-mana sekarang ini. Negara yang
paling "munafik" di dunia barangkali adalah Indonesia, sebagai negara
yang penduduknya mayoritas beragama, tetapi justru paling banyak melakukan
perbuatan-perbuatan pelanggaran dosa seksual ini. Mulai dari kaum awam atau masyarakat biasa
sampai ke para pemimpin umat beragamanya, kasus pelecehan
seksual, perkosaan, punya WIL/PIL, kawin siri, dsb, paling banyak dijumpai di
Indonesia, sungguh ironis dengan kondisi religius mereka.
Akibat iri hati manusia bisa menghalalkan segala cara untuk memiliki apa yang bukan hak-nya. Dan kasus inipun paling banyak terjadi di Indonesia. Kasus korupsi yang merebak di Indonesia dipastikan latar belakangnya adalah keinginan untuk memiliki kekayaan dengan mengambil dari yang bukan hak-nya karena merasa "orang lain" juga melakukan perbuatan yang sama dan "hukuman" nya terlalu ringan. Manusia Indonesia sekarang mudah iri hati, tetangganya punya apa, maka dia juga mau hal yang serupa atau kalau bisa lebih dari tetangganya itu. Iri hati di Indonesia sering diplesetkan menjadi "motivasi" untuk orang menjadi lebih punya semangat hidup atau ambisi menjadi lebih baik, aneh kan...?
Keberdosaan manusia akibat dosa seksual dan iri hati
sebenarnya mengikat dan tidak dapat dihilangkan begitu saja. Membutuhkan
"semangat" lain yang bukan saja dari dalam dirinya tetapi diperlukan
pertolongan dari Tuhan sang pencipta. Manusia kadang merasa "bisa"
bangkit dari dosa seksual dan iri hati, tetapi dalam perjalanannya kenapa jatuh
kembali dalam dosa yang sama?
Pertolongan dari Tuhan sang pencipta hanya bisa terjadi bila
ada anugerah dari Allah. Tanpa anugerah dari Allah, manusia mustahil bisa
bangkit dari dosa seksual dan iri hati.