Nov 18, 2015

Karena BB Dan FB, Rumah Tangga Jadi Hancur

Sebuah tautan masuk ke akun facebook dari fan fage kesayangan bunda (kalau tidak salah). Materi tautan seputar kehidupan rumah tangga seorang anak manusia. Simak ulasannya ..... 

Namaku Lely (bukan nama sebenarnya). Ibu rumah tangga dengan satu anak. Umur 26 tahun tapi banyak yang bilang aku masih seperti gadis. Di sela-sela kesibukanku bekerja di konveksi, aku coba buka BB baru pemberian suamiku. Tak lupa ku coba buka akun facebookku. Kangen rasanya seru-seruan dengan teman-teman SMA dulu. 

Dari fb, ku mengenal pemuda yang sukses dengan perdagangan dan pendidikannya. Awalnya kami cuma saling like status, lama kelamaan beralih saling berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4 tahun, dia tetap manis menanggapinya. Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan pin BB. Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan. Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana. Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku. Bayangkan untuk membeli barang tsb dia rela merogoh ATM nya. Aku begitu terharu. Itulah awal pertemuanku. 

Hari berikut koment-komentnya mulai sedikit nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inboknya. Mulailah setan merayapiku. Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga bangkai bertebaran. Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani, vulgar. Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai. Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi. Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kota ku. Sebulan dia di kota ku membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan. 

3 bulan berlalu, aku mulai hamil. Aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkan. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai. Dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku. Aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong. 

Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang. Tanpa basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku. Aku demikian bingung dan panik. Masih ada pesan-pesan nakal di situ. Aku menangis sejadi-jadinya. Menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku. "Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu." kata ibuku "Dan kamu..!" ibu menudingku dengan mata berair. "Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku." Aku keluar rumah dengan tangisan anakku. Bahkan untuk memelukpun aku tak diizinkan. 

Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, namun BB dan FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke kampus dimana dia kuliah. Di Bagian kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yang ku maksud. Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yang seperti itu. Aku menangis sejadi-jadinya. Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB benar-benar memporak porandakan rumah tanggaku. 

#ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yang baik, gunakan BB dan FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya dan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati hatilah main FB, chating dan invite BB. Silahkan share demi kebahagiaan rumah tangga orang-orang terdekat kita. 

Demikian tautan itu berbunyi. Tidak ada apa-apanya dengan tautan itu, namun fikiran ku tergelitik, sedemikian canggihnya perkembangan iptek (Teknologi Informasi) ternyata bisa juga menghancurkan kehidupan seorang anak manusia. Tapi ini dari sisi negatifnya dan dari sisi positifnya ternyata kemajuan iptek itu juga membuat seseorang menjadi lebih pandai membaca dan menulis. Ini klasik dan telah terlalu sering diucapkan atau dituliskan, yang membuat saya berdecak kagum, tautan status sampai ke urusan privacy (pribadi) sepertinya selalu menghiasi media sosial facebook, BB dan sebagainya. Apakah ini wujud dari sisi positifnya atau malah negatif..? Sepertinya seseorang sangat bangga dan suka jika tautannya pada medsos menerangkan ke ihwal ranah privacy nya. Tapi ah.. itukan urusan HAM (Hak Azasi Manusia), sesuka seseorang mau nulis atau men-share sesuai keinginannya.

Sebuah tautan masuk ke akun facebook saya dari fan fage kesayangan bunda (kalau tidak salah). Materi tautan seputar kehidupan rumah tangga seorang anak manusia. Simak ulasannya ..... Namaku Lely (bukan nama sebenarnya). Ibu rumah tangga dengan satu anak. Umur 26 tahun tapi banyak yang bilang aku masih seperti gadis. Di sela-sela kesibukanku bekerja di konveksi, aku coba buka BB baru pemberian suamiku. Tak lupa ku coba buka akun facebookku. Kangen rasanya seru-seruan dengan teman-teman SMA dulu. Dari fb, ku mengenal pemuda yang sukses dengan perdagangan dan pendidikannya. Awalnya kami cuma saling like status, lama kelamaan beralih saling berkirim pesan. Dalam pesan-pesan yang singkat kami pun saling rinci keadaan. Meski dia tahu aku istri dan ibu dari anak 4 tahun, dia tetap manis menanggapinya. Dari situ, kami teruskan kirim pesan dengan saling berikan pin BB. Kirim foto dan berujung pada janjian adakan pertemuan. Aku benar-benar khilaf dan terbuai suasana. Dia memang lebih ganteng dari suamiku dan tak segan-segan memberikan sepatu, seragam sekolah, seragam olah raga dan tas mahal untuk anakku. Bayangkan untuk membeli barang tsb dia rela merogoh ATM nya. Aku begitu terharu. Itulah awal pertemuanku. Hari berikut koment-komentnya mulai sedikit nakal. Dan anehnya aku makin terhibur dengan inbok-inboknya. Mulailah setan merayapiku. Malam-malam yang ada penuh bunga-bunga bangkai bertebaran. Invite BB, FB dan mention twitter begitu berani, vulgar. Aku gak menyangka, meski sudah beranak satu tapi masih ada perjaka yang menyukai. Belum lagi, di profilnya dia merupakan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi. Minggu itu, di pertemuan kedua, kami sudah langsung cek in hotel di kota ku. Sebulan dia di kota ku membuat kami sering adakan pertemuan hingga sampai pertemuan ke delapan. 3 bulan berlalu, aku mulai hamil. Aku merasa biasa saja. Tapi kedua orang tuaku bingung dan mempermasalahkan. Pasalnya, sudah setahun suamiku kerja di pengeboran lepas pantai. Dan sudah barang tentu tak pernah setahun ini menyentuhku. Aku tetap bilang pada mereka, bahwa ini adalah janin suamiku. Tapi kedua orang tuaku tetap menuduhku melakukan serong. Akhirnya, suamiku pun dituntut pulang. Tanpa basa-basi, suamiku pun cek BB dan FB ku. Aku demikian bingung dan panik. Masih ada pesan-pesan nakal di situ. Aku menangis sejadi-jadinya. Menyembah-nyembah, bertekuk lutut di hadapan suami dan kedua orang tua kandungku. "Menantuku, cepat ceraikan dia, biarlah aku kehilangan anak gadis dari pada kehilangan menantu dan cucu sebaik kamu." kata ibuku "Dan kamu..!" ibu menudingku dengan mata berair. "Pergilah kemana kau mau, sekarang juga. Dan jangan pernah kau tampakkan wajah menjijikkanmu di hadapanku dan keluargaku." Aku keluar rumah dengan tangisan anakku. Bahkan untuk memelukpun aku tak diizinkan. Ku coba minta pertanggung jawaban dari lelaki itu, namun BB FB nya sudah tak aktif lagi. Ku beranikan diri datang ke kampus dimana dia kuliah. Di Bagian kemahasiswaan, ternyata tak menemukan nama yang ku maksud. Aku tunjukkan foto wajahnya, dan ternyata tiada ditemui wajah yang seperti itu. Aku menangis sejadi-jadinya. Kandunganku sudah hampir 6 bulan. Uang sangu pun menipis. Tak tahu kemana arah diuntung. Tak tahu Kemana nasib akan menuntun. BB dan FB benar-benar memporak porandakan rumah tanggaku. #ibu-ibu, bapak-bapak dan sahabat-sahabat ku yang baik, gunakan BB FB sesuai kebutuhan dan kemanfaatannya, bila tak ada manfaaatnya dan malah menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan, maka demi keutuhan dan kebahagiaan rumah tangga, berhati hatilah main FB, chating dan invite BB. Silahkan share demi kebahagiaan rumah tangga orang-orang terdekat kita. Demikian tautan itu berbunyi. Tidak ada apa-apanya dengan tautan itu, namun fikiran ku tergelitik, sedemikian canggihnya perkembangan iptek (Teknologi Informasi) ternyata bisa juga menghancurkan kehidupan seorang anak manusia. Tapi ini dari sisi negatifnya dan dari sisi positifnya ternyata kemajuan iptek itu juga membuat seseorang menjadi lebih pandai membaca dan menulis. Ini klasik dan telah terlalu sering diucapkan atau dituliskan, yang membuat saya berdecak kagum, tautan status sampai ke urusan privacy (pribadi) sepertinya selalu menghiasi media sosial facebook, BB dan sebagainya. Apakah ini wujud dari sisi positifnya atau malah negatif..? Sepertinya seseorang sangat bangga dan suka jika tautannya pada medsos menerangkan ke ihwal ranah privacy nya. Tapi ah.. itukan urusan HAM (Hak Azasi Manusia), sesuka seseorang mau nulis atau men-share sesuai keinginannya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/arfinsiemykompas/rumah-tanggaku-hancur-karena-bb-dan-fb_55e7274fc3afbde6048b4567

Aku Rindu