Aug 15, 2014

10 Paragraf untuk Sang Lelaki



1. Ini adalah satu kisah dari sang waktu tentang mereka yang bertemu pada satu titik tertentu. Cerita tentang seorang perempuan yang bersembunyi di balik tulisannya dan seorang lelaki yang siluetnya menjadi inspirasi bagi sang perempuan. Lalu semua terjadi begitu saja, terseret dalam pusaran yang tak mampu dikendalikan oleh sang perempuan. Lelaki itukah yang jauh disana, tapi cukup dekat untuk bersembunyi di hati sang perempuan?

2. Kesan pertama selalu manis, meski sudah lama berlalu tapi rasanya tersisa untuk waktu yang sangat lama. Malam itu terbahaslah cinta. Cinta pertama, cinta sejati, dan cinta bentuk lainnya. Lelaki itu sudah pernah bertemu banyak perempuan. Banyak yang menarik perhatiannya, berusaha menarik perhatiannya, pernah lewat dalam hidupnya, pernah dilewati olehnya, dan masih ada di dalam hatinya. Lelaki itukah yang tak pernah berjalan disisi sang perempuan, tapi kehadirannya begitu kuat terasa?

3. Seperti apa lelaki itu? Perempuan itu tersenyum. Lembut. Idealis. Lucu. Menyenangkan. Orang paling pandai merayu yang perempuan itu kenal. Lelaki itu yang memperkenalkan perempuan itu pada Rumer, memberi makna baru pada setiap pepatah yang pernah didengar, berjiwa seni, berjiwa bisnis, memiliki semangat tinggi, mungkin ia sudah faham bagaimana cara memanjat tangga sosialisasi, cara mencari uang, cara meraih respek. Dia senang bercerita. mencintai alunan jazz yang mendayu-dayu. Sejauh itulah perempuan itu mengenalnya.

4. Lelaki itu merindukan gitarnya. Bagaimana jika kita memainkannya? Perempuan itu menggigit bibir, kata kita yang digunakannya terlalu akrab dan permintaannya terlalu memaksa. Alasannya egois, ia ingin mendengar lelaki itu bermain gitar. Lalu bermainlah ia, favoritnya. Everything I do, I do it for you… Perempuan itu berpikir lelaki itu akan menyukai musik rock dengan dentuman keras drum dan vokal melengking. Tapi ternyata ia salah. Seharusnya, aku harus belajar untuk tidak terlalu cepat berasumsi. Lelaki itu menyukai lagu oldies berlirik manis dan juga jazz yang kental.

5. Semoga tulisan ini bisa mewakili diri sang perempuan yang hadir menghampiri batin sang lelaki. Seandainya lelaki itu tau, sudah telat bagi sang perempuan untuk menganggapnya biasa. Gemercik air di dedaunan dan terang lilin di rerumputan itulah mimpi mereka berdua tiap malamnya, Di keremangan kabut yang dingin, ada kerinduan yang terasa sangat, saat perempuan itu memejamkan mata, samar kejauhan bayang sang lelaki mendekap. Mengertikah mereka, apa itu artinya?

6. Perempuan itu harus mengakui, ia kagum. Rasa itu menumbuhkan respek yang lebih terhadap lelaki itu. Ia memiliki kemampuan itu—untuk mendengarkan, tanpa interupsi, lelaki itu tidak memutarbalikkan topik atau mengubah fokus sehingga jadi membicarakan dirinya sendiri, seperti yang seringkali orang lain lakukan. And he just listens.

7. Nyaman adalah berbagi waktu tanpa perlu merasa canggung. Nyaman adalah menikmati keberadaan masing-masing, tanpa perlu memberikan temu, hanya perlu kehadiran itu sendiri. Nyaman adalah menanyakan kabarnya tanpa alasan, hanya karena ingin mengobrol. Rasa ini tidak perlu untuk dilabeli, diartikan, atau ditelusuri lebih jauh.

8. Di persimpangan waktu, perempuan itu menemukan sebentuk wajah. Bila ia tatap mengalirlah sungai metafora menderas. Menikung di sudut remang-remang rasa. Lalu jatuh berderai di sejuk hati. Dengan lelaki itu, perempuan itu menemukan dia bisa berbicara mengenai apa saja. Masa lalu, masa sekarang, masa depan. Alunannya bisiki perempuan itu rayuan, lembut terpahat. Bagaimana mungkin, hanya dengan mengingat lelaki itu, tak ada lagi rasa sepi di hati sang perempuan?

9. Saat bersama lelaki itu, perempuan itu merasakan rasa aman. Rasa nyaman. Kebersamaan. Ingin tau. Rasa bebas. Memiliki sesuatu yang dapat dibagi. Bukan seperti cinta yang dimiliki lelaki itu kepada masa lalunya. Perempuan itu hanya tidak mampu mendefinisikannya. Bagaimana cara sang lelaki menawan hatinya, sementara tak pernah ia beri apapun pada sang perempuan?

10. Jantung sang perempuan berdegup tak berirama, tapi hatinya sedang menari. Perempuan itu mengakui semua hal ke lelaki itu. Segalanya, kecuali kalimat pertama di paragraf ini. Entah mengapa, kata-kata itu tersendat begitu saja untuk diungkapkannya. Lalu, perempuan itu hanya bisa berkata selamat datang, senang bertemu denganmu di kehidupanku .

Kira-kira kalian suka paragraf  yang mana nich……


Aku Rindu