Nov 18, 2013

Aku Untuknya - Dia Untukku



Bismillah Ar Rahman Ar Rahim
Allah lah yang menetapkan, apapun dia - apapun aku, bagiamanapun aku - bagaimanapun dia, siapapun aku - siapapun dia , mengapakan aku - mengapakan dia

Pertanyaan-pertanyaan diluar nalar dan jangkauan manusia semuanya habis di telan oleh fakta bahwa Allahlah yang memiliki keputusan akhirnya.

Nikah bukanlah kontrak sosial masyarakat, nikah adalah ketetapan dari Allah bahkan sejak manusia belum dilahirkan. Ini diisyaratkan melalui kalimat ijab qabul pada pernikahan.

"Telah aku nikahkan … ."
dan kemudian dijawab
"Telah saya terima nikahnya … ."

Penggunaan kalimat masa lampau ( past tense ) pada ijab qabul bukanlah sesuatu yang kebetulan. Tapi sengaja. Sebagai tanda bahwa sejatinya kita telah dinikahkan oleh Allah kepada seseorang melalui ketetapan yang jauh-jauh hari sudah dibuat di Lauhul Mahfuz.

Ijab Qabul adalah proses formalisasi keputusan Allah tersebut di dunia, sebagai tanda bahwa kita telah terikat oleh perjanjian terkuat ( mitsaqan ghaliza ) dan sebagai tanda bahwa Allah tidak pernah salah menetapkan.

Jodoh adalah rejeki dan sama seperti dengan rejeki yang lain, ia harus diusahakan.

Dalam islam, tidak dikenal yang namanya “Salah Jodoh” , lantas bagaimana bila ada perceraian. Berarti usia jodohnya keduanya tidaklah lama. Bukan begitu ?

Kita juga harus memperbaiki persepsi kita, bahwa Allah sendiri telah mengisyaratkan dalam Al Quran yang mulia. Bahwa jodoh ditetapkan bukan antara si A dan si B. Bukan Indrajied dengan si Fulanah. Tapi pasangan karakter.

"Perempuan baik-baik untuk laki-laki baik-baik, dan sebaliknya. Perempuan pezina untuk laki-laki pezina dan sebaliknya"

( lihat surat An Nur ayat 3 dan ayat 26 )

Makanya kita jangan pernah berputus asa, sebab yang Allah jodohkan adalah karakter. Makanya kita dituntut untuk terus memperbaiki kualitas diri agar Allah menjodohkan kita dengan orang yang baik-baik dan setara dengan kualitas diri kita.

Jodoh bukan lah tentang nama orang , namamu dan namanya. Tapi kualitasmu dengan kualitas seseorang.

Tentu saja kita akan menjumpai beberapa Anomali, seperti istri Firaun yang beriman mengapa bisa bersuamikan Firaun? Atau justru istri Nabi Nuh a.s yang membangkang, padahal kurang apalagi coba dia telah bersuamikan seorang Nabi yang mulia tapi dia sama sekali tidak memperoleh kemuliaan tersebut. Allah lebih mengetahui, tapi kita bisa belajar begitu banyak.

Allah menjodohkan kita kepada seseorang berdasarkan pada kualitas kita, kualitas secara total. Baik keimanan, dll. Bukan aspek kualitas secara parsial. Jika kita melihat pasangan kita nanti nya memiliki kekurangan pada suatu hal, pasti dia memiliki kelebihan di hal yang lain. Seperti itulah.

Kita tidak bisa dengan mudah menhakimi seseorang itu “tidak baik” hanya karena ia tidak berkerudung. Sebab itu hanyalah salah satu bagian “kekurangan” jika kamu mengganggap itu sebuah kekurangan. Tapi jika kamu mengguggurkan seluruh kebaikan lainnya yang ada pada dirinya hanya karena ia tidak berkerudung. Sungguh Allah lebih mengetahui yang tersembunyi.

Tidak berkerudung memang salah dan tidak menaati syariat, tapi kita tidak dibenarkan untuk menilai. Allahlah yang Maha Menilai.

Kelebihan yang kita memiliki akan melengkapi kekurangannya. Dan kekurangan yang kita miliki akan ditutupi dengan kelebihannya.

Demikian catatan hidup, agar bisa tersampaikan dengan pemahaman yang tepat
.



By Indrajied

Aku Rindu