Mar 15, 2018

Pamer Ibadah di Media Social

Di zaman yang serba digital ini siapa sih yang tidak kenal media social  seperti twitter, facebook, path dan instagram. Mengingat media social  sudah sangat akrab mengisi kehidupan masyarakat kita. Sehingga setiap  orang mudah mengaksesnya hanya dengan menggunakan gawai (gadget) untuk  memposting status, menguplod foto, video live, dan lain sebagainya.
Namun  mirisnya moment ibadah yang sifatnya privasi antara manusia dengan  Tuhan pun juga tak luput  menjadi bahan uploadan di media social. Contohnya saja ketika sedang sholat, membaca Alquran, berpuasa, umrah, berhaji,  sedekah, hampir semuanya diposting di media social.
 "Maksudku kan baik memposting beginian ke media social agar bisa menginspirasi yang lain, apa salahnya?" 
"Bukan maksud apa-apa, ini hanya untuk dokumen pribadi aja, kok."
Itulah  beberapa alasan yang biasa dilontarkan oleh mereka yang gemar  membagikan momen ibadahnya ke media sosial. Oke guys kalau memang  tujuannya demikian memang tak apa ya, tapi maksud sebenarnya yang terselip hati siapa yang tahu  guys? Ingat setan itu pintar membuat tipu daya loh. Jangan sampai kita  terkena sindrom pamer ibadah di media social ya. Daripada ibadah kita  sia-sia yuk kita intip seperti apa sih ciri-ciri seseorang yang terjangkit sindrom pamer  ibadah, berikut ini :
Selalu berkeinginan memposting setiap kegiatan ibadahnya ke media social
Keinginan  untuk selalu membagikan momen ibadah ke media social adalah ciri utama  pengidap sindrom pamer ibadah baik itu berupa foto, status maupun video  live. Sehingga setiap melakukan ibadah atau amal kebaikan selalu dishare  di media socialnya.
Berharap simpati dan pujian dari orang lain
Siapa  sih yang nggak suka dipuji dan mendapatkan simpati? Merasa senang  ketika dipuji itu manusiawi kok, tapi dalam hal ibadah? Tak layak kita  pamerkan di manapun termasuk di media social dengan harapan supaya kita  banjir pujian dan simpati. Namun orang yang sudah mengidap sindrom pamer  ibadah akan mengharapkan itu semua. Dan karena itulah seseorang yang  terkena sindrom pamer ibadah terjangkit ketergantungan untuk  memperlihatkan aktifitas ibadahnya ke media social. Agar selalu mendapat  sanjungan dan pujian dari warganet. Baik berupa like maupun komentar.
Memandang ibadah hanya untuk gaya-gayaan (eksis)
Kewajiban  manusia terhadap Tuhan yakni menjalankan ibadah. Tapi apa jadinya jika  ibadah hanya untuk gaya-gayaan dan agar eksis di media social. Pergi ke  tanah suci hampir di setiap tempat melakukan swafoto dan kemudian  dishare ke wall media socialnya dengan harapan orang lain melihat  jikalau kita telah mampu berhaji, berumrah atau berharap mendapat  sebutan sebagai orang alim, ahli ibadah, haji/hajah. Dan menjadikan kita  tenar di media social.
Ibadah yang dikerjakannya tidak ikhlas karena Allah
Ibadah  yang ikhlas tidak akan mengharap apapun dari sesama manusia, untuk supaya dilihat, dipuji  dan mendapat sambutan sekecil apapun itu bahkan jika sampai berlebihan. Keikhlasan  kita beribadah dapat diukur dari tidak adanya keinginan kita untuk  memperlihatkan amal ibadah kepada orang lain. Dan cukup hanya Tuhan yang  tahu rutinitas ibadah kita. Apabila masih suka memamerkan atau  menunjukkan ibadah ke media social itu pertanda bahwa kita tidak ikhlas  menjalankannya.
Merasa bangga dengan postingan ibadahnya
Pengidap  sindrom pamer ibadah akan merasa bangga setelah memposting kegiatan  ibadahnya di media social. Di situlah kepuasan mereka dapatkan. Apalagi  jika mendapat banyak komentar positif yang menagung-agungkan namanya.  Maka semakin besar ambisi mereka untuk melakukan pamer ibadahnya di  media social.
Itulah  ciri-ciri seseorang yang terjangkit sindrom pamer ibadah di media  social. Bagaimana guys apakah kamu termasuk di dalamnya? Semoga tidak ya...

Aku Rindu