Mar 27, 2016

Jangan Memberi Janji Bila Tidak Bisa Menepati



Buat apa berjanji, bila kita tahu itu tak akan bisa ditepati? Lebih baik yang realitis saja, sehingga tidak menjadi tukang gombal dikemudian hari... Yang namanya manusia, dan punya mulut yang manis, selama hidup tak akan lepas untuk memberi janji-janji. Walaupun secara sadar menyadari, janji itu sulit atau bahkan tak mungkin untuk dipenuhi dikemudian hari? Tetapi tetap saja janji-janji itu diucapkan dan ditebarkan juga. Lalu mengapa janji itu masih tetap saja diumbar sedemikian rupa dengan tanpa beban dan dosa bila tak sanggup dipenuhi? Sebab telah tersedia seribu satu alasan-alasan indah yang membuai. Mungkin ini adalah salah satu sifat atau keahlian manusia yang sulit dihilangkan sepanjang masa soal janji-janji. 

Apa maksudnya keahlian? Ya, bisa membuat janji itu membutuhkan juga keahlian yang terlatih dan juga harus mempersiapkan alasan-alasan ketika janji itu tak bisa dipenuhi atau ditepati. Tentunya hal ini harus mendapat hitungan yang teliti. Karena ketika kita membuat sebuah janji, pada waktunya pasti akan ditagih oleh orang yang kita berikan janji. Namun sebenarnya tanpa sadar dalam kehidupan ini mungkin kita adalah termasuk satu satu yang melanggengkan sifat-sifat mudah memberikan janji-janji kepada anak atau orang terdekat kita. 

Sesaat saya pernah melihat, ketika ada anak kecil merengek untuk dibelikan mainan, dan orang tuanya baru pulang dari luar kota. Ketika orang tuanya mengingatkan, agar jangan beli mainan dulu tapi ia berkata, "Ayah, ibu yang janji sama dede, hari ini mau beli mainan buat dede kok! Kalau udah janji berarti harus ditepati. Kalau gak, itu namanya bohong! Mau. . . , jadi orangtua yang tukang bohong? " Kalau begitu , terpaksa sang ayah sedikit memaksa si ibu untuk membelikan. Walaupun ibuya agak keberatan. Kemudian si ayah mengingatkan , bila janji itu sekiranya tidak bisa dipenuhi, lain kali jangan gampang memberikan janji. Sekarang lebih baik kita kehilangan sekian ribu, namun kita juga bisa mengajarkan pada si anak untuk menjadi orang yang bisa tepat janji. Karena apabila kita sebagai orangtua tidak bisa menepati janji yang kita ucapkan dengan berbagai alasan yang masuk akal, si anak pasti akan merekam kejadian ini seumur hidupnya. Kemudian ia akan mencontoh juga dan menjadi orang yang suka ingkar janji dengan pemikiran, orangtua saya yang mengajarkan . 

Kalau tak bisa tepati, gampang saja tutupi dengan alasan-alasan juga akan beres. Intinya , lebih baik tak perlu memberikan janji-janji, sekiranya tak bisa dipenuhi kemudian hari. Atau itu akan merusak reputasi kita sendiri sebagai manusia yang hanya bisa memberi janji. Semoga kesadaran ini selalu ada dihatiku dan hati kita.....

JANJI adalah hanya sebuah kata. Tidak ada makna yang lebih dalam. Jadi tidak bergantung pada janji-janji, karena itu lebih baik untuk terkejut daripada kecewa.

Aku Rindu