Feb 13, 2016

Menulis Dengan Niat Baik, Jujur, Dan Tulus

Menulis adalah pekerjaan yang boleh dibilang gampang-gampang susah untuk dilakoni. Apalagi apa yang kita tulis dipublikasikan, sehingga bisa dibaca banyak orang. 

Ketika kita baru belajar menulis, bolehlah kita asal tulis dan yang penting jadi. Tetapi dalam perjalanan waktu, kita juga perlu bertanya apa sebenarnya tujuan kita dari menulis. 

Dalam tulisan sebelumnya sedikit telah dibahas tentang pentingnya niat baik, jujur, dan tulus dalam menghasilkan sebuah tulisan. Karena menurut saya, itu adalah tiga poin penting.

NIAT BAIK 


Dalam hal apapun, diawali sebuah niat baik adalah sangat penting sekali untuk menghasilkan sesuatu yang baik, walaupun yang dicapai kemudian belum tentu baik. Sama halnya dalam bilang menulis. 

Niat baik dalam menulis memang perlu kita ke depankan. Untuk berbagi, sekadar menghibur, atau menyebarkan informasi. Bukannya memprovokasi, menghujat, ataupun menyebarkan informasi yang menyesatkan. 

Berkenaan dengan niat baik, adalah penting kita tanyakan pada diri sendiri sebelum menulis,"Apa manfaat yang saya berikan dari tulisan ini?"

Mau tulis kritikan, silakan, asal tidak disertai kebencian dan rasa dendam tetapi demi perbaikan. Apa salahnya? 

JUJUR

Tentu kita juga sepaham, bahwa kejujuran adalah termasuk hal yang penting dalam menghasilkan sebuah tulisan. 

Ada yang mengatakan, bahwa tulisan fiksi penuh kebohongan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kejujurannya. 

Begitukah? 

Menurut saya tidak demikian. Penulis fiksi yang baik adalah termasuk penulis yang jujur apa adanya. Jujur dengan imajinasinya dan menulis sesuai panggilan hatinya demi untuk menghasilkan sebuah karya dengan tujuan tertentu. 

Bukankah hal itu sudah mengandung sebuah kejujuran? 


Jujur pada imajinasi dan isi hati. 


Tentu berbeda dengan tulisan berita, dimana harus jujur sesuai fakta yang ada dan tidak mengada-ada. 

Berhubungan dengan kejujuran menulis adalah bahwa apa yang kita tulis dapat dipertanggung jawaban.

TULUS


Apakah kita menulis hanya sekadar untuk mendapatkan materi, pujian, atau mencari sensasi? 

Ataukah menulis setulus hati untuk berbagi kebenaran informasi, menghibur, dan berbagi kebaikan? 


Apalagi kita menulis hanya sekadar untuk mendapatkan materi, pujian, dan sensasi, maka akan menjadi sebuah beban berat dan akan seringkali mengalami kekecewaan. 

Akan tetapi bila menulis karena ketulusan untuk berbagi _walaupun kemudian mendatangkan materi dan pujian_ maka ada energi positif yang selalu menyertai. 

Apapun yang terjadi terhadap tulisan yang telah kita hasilkan tetap akan diterima dengan lapang dada dan senyuman.

Bila niat baik, jujur, dan tulus telah kita miliki dalam menulis, dipastikan kita tidak akan pernah bosan dan kecewa untuk terus menulis. Walaupun yang membaca ada yang bosan dan kecewa. 

Tentu saja, walaupun sudah disertai niat baik, jujur, dan tulus, kita tidak mungkin bisa menyenangkan dan memuaskan semua orang.

Aku Rindu