Feb 4, 2015

Tentang Perempuan



Banyak persepsi yang berkembang tentang perempuan. Ada 2 pandangan ekstrim tentang perempuan, yang pertama perempuan makhluk inferior atau laki-laki yang cacat dan yang kedua perempuan setara dalam segala hal dengan laki-laki kecuali dari segi biologis saja, bahkan perempuan lebih baik dari laki-laki sehingga pernikahan sesama perempuan itu sesuatu yang agung. Dalam Islam, tidak ada perdebatan tentang perempuan. Jika ditilik dari sejarah islam, perempuan-perempuan muslim justru banyak mengambil peran. Contohnya Aisyah yang begitu cerdas sebagai perawi hadist dan Khadijah sebagai pengusaha yang sukses. Hidup itu adalah pilihan, sehingga kita harus menentukan pilihan akan berperan dimana. Ketika sudah menjatuhkan pilihan maka jadilah yang terbaik. 

Pada saat ini banyak digembar-gemborkan tentang kesetaraan gender. Kesetaraan gender ini bukan berarti perempuan sama dengan laki-laki dalam segala bidang. Setiap makhluk yang diciptakan Allah mempunyai kodratnya masing-masing, begitupun perempuan dan laki-laki. RA. Kartini sebagai tokoh emansipasi wanita pun menegaskan dalam suratnya bahwa usaha untuk mengadakan pendidikan bagi perempuan bukan untuk menyaingi laki-laki tetapi sebagai bekal untuk mendidik  generasi berikutnya. Ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya sehingga perempuan-perempuan yang cerdas akan dapat merubah peradaban. 

Pada dasarnya perempuan dan laki-laki itu saling melengkapi. Tidak ada yang lebih tinggi satu dari yang lain. Dalam urusan agama, yang membedakan seseorang dengan orang yang lain pun bukan jenis kelaminnya namun imannya. Masuk surga pun tidak ditentukan dengan jenis kelamin.

Seiring dengan perkembangan zaman, kini perempuan telah mendapat pendidikan yang layak, sehingga banyak-perempuan-perempuan mengambil peran dalam politik, bisnis, pemerintahan, dll. Berbagai hambatan dan tekanan tentu selalu ada dalam setiap peran yang diambil oleh seorang perempuan oleh karena itu diperlukan  pribadi yang matang  sehingga dapat mengambil peran sesuai dengan kemampuan diri. Perempuan masa kini harus terus mengembangkan diri, tidak stagnan, dan belajar cepat. Belajar bukan hanya tugas mahasiswa atau seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Belajar dilakukan seumur hidup seperti yang tertulis dalam hadist bahwa belajar itu dari buaian hingga liang lahat. Menjadi pendidik pertama anak manusia bukanlah hal yang mudah. Semakin hari, serangan akan nilai-nilai yang buruk begitu kuat sehingga seorang perempuan harus membekali anak-anaknya agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Bekal-bekal ilmu ini yang harus terus dipelajari oleh seorang perempuan.  Dengan perempuan-perempuan yang cerdas maka dapat lahir generasi-generasi cerdas yang dapat membawa bangsa menuju arah yang lebih baik.


Aku Rindu