Dec 31, 2018

Embun Kerinduan

Selamat pagi jendela, badanmu masih berembun ya? Boleh kutuliskan puisi cinta untuk dia?

embun berkarat pada dedaun yang berharap dijenguk hangat. ini seperti rindu yang sekarat dimakan usia.

Kesedihan, tak perlu disingkirkan dari ingatan, biar ia memberi pelajaran, agar bahagia tetap menyimpan keindahan

Kesedihan, sepedih apapun selalu ada kebaikan yang tersimpan, sesakit apapun selalu menyimpan keindahan

Di helai daun gelombang cinta, tersirat namamu yang berliku, terdengar lirih suara merdumu. "Sentuh aku.

Sayang, saat kesedihan datang, tak perlu emosi kau undang, biarkan saja ia lalu lalang, peluk saja dengan tenang

Pernahkah kau merasa begitu kesepian? Dilupakan oleh dia yg tak pernah lepas dari ingatan?

Mari mendekat sayang....

Jangan malu-malu sayang. Rinduku sudah kepayang. Jangan sampai dicuri orang,

Bagaimana bisa ketika tangan kananmu memelukku, tangan kirimu erat menggenggam masa lalu.

mengapa harus menangisi rindu, lihatlah daun begitu tegar saat lepas dari tangkainya.

kini aku telah terbiasa sendiri, rintik hujanlah yang menemani, ia berisik menyuruh bayangmu tuk pergi.

Hujan dan kenangan adalah dua sahabat karib yang selalu berpegangan tangan.

hujan bagai mana kalau rindu ini berakhir?? Apakah kebahagiaan kan menemui?? Atau kembali beribu bait puisi menulis luka??

Engkaulah daun kenang kenagan dari hujan,basah dan segar dalam genggaman.Ingin tetap kulihat kau segar meski hujan datang menghadang,

Pagi yang hangat, sehangat senyum itu, senyum yang tiba-tiba memberikan pelangi bagi hati yang sedang sendiri.

Tapi berbeda dari sudut lain,,,,

pagi ini tubuhku masih bersarung rindu. gigil oleh hati yang dingin nan sepi. meratapi hati yang terkotak-kotak.

Tentangmu, masih saja menggali mimpi walau terbangun sudah memecah harap. dan tentangku, tidur pulas membangun pusara

Namun...

Perempuan itu melihat, tapi yg dilihat hanya cinta meski duka menutupinya.

Aku Rindu