Bapak, setelah tiga kali sebutan Ibu.
Katanya, surga berada di bawah telapak kaki Ibu, tapi atas
segala jerih payahmu, surga menunggu.
Bagi kami, Ibu adalah madrasah pertama, tapi engkau adalah
kepala sekolahnya.
Namamu bukan lagi selipan diantara doa, tapi menu utamanya.
Terimakasih atas segala tetes peluh yang tak pernah kau
keluh, atas kebaikan yang kau ajarkan, atas kebahagiaan yang kau tularkan, dan
tentu saja atas segala pengorbanan yang telah engkau lakukan.
Bapak, ketika bakti pertama kami berpindah pada suami,
engkau tetap menjadi cinta pertama yang abadi, yang membuat hati berdegup, yang
cintanya selalu menyala, bahkan tak pernah redup.
Bapak, setelah tiga kali sebutan Ibu,
semoga dalam perlindungan Allah, selalu.