Ketika tanpa sengaja aku dan dia bertemu.
Dalam suatu tempat dan waktu yang mungkin (tidak) ditunggu
Ada haru campur ragu yang kemudian berselimut malu
Ada bingung dan gelisah saling berpadu
Ada tanya yang jelas-jelas meminta jawab-Mu:
Apakah pertemuan ini dalam rangka rencana baik-Mu
Atau..
Ah tentu
aku tak ingin mengucapkan
bahwa takdir buruk yang hendak kutuju
Atas dasar itu, aku tak mau mencoba ragu
Kutelan pelan-pelan kegelisahanku
Kutimang dan kupertahankan prasangka baikku
Mungkin saja ada pesan yang ingin Tuhan rencanakan
Atas bertemunya dia dan aku
Hari ini, lebih tepatnya
Bukan hendak mengenang kejadian beberapa jam lalu
Bukan hendak mengulang sapa hangat dan senyum malu itu
Hanya saja entah mengapa ingin kuceritakan bahwa
Hari ini aku senang sudah bertemu
Cerita lalu yang telah terbungkus rapat oleh memori waktu
Atas hari ini, cerita itu kembali berlalu
Seakan terlintas bukan hanya di benak
Tapi langsung di depan mataku
Seakan mencoba mengingat-ingat
Betapa indah masa-masa itu.
Ya masa-masa dulu.
Adakah aku ingin mengulang?
Bukankah hakikat manusia ingin selalu bahagia?
Hingga kadang berbagai cara ditempuhnya
Apalagi urusan hati
Tak perlu ditanya, karena pasti semua orang mengingini
Namun kemudian rasanya tidak bisa begitu
Seenaknya kembali pada masa yang sudah jauh
Sekenanya meminta agar masa yang berlalu kembali melagu
Tidak bisa atau mungkin lebih tepatnya aku tidak mau
Sekalipun hambar, penat berkepanjangan
Bimbang dan tidak tenang
Menunggu dan hanya terus menunggu
Akan tetapi jauh lebih baik begitu
Jauh lebih baik kita tunggu dulu
Sekalipun resah tak berkesudahan
Ingin tak kesampaian
Walau bahagia telah menyambut di depan
Walau mungkin bisa saja dikembalikan
Cerita yang dahulu lagi dimainkan
Namun rasanya, ingin kukatakan:
Jangan dulu.
Bukan karena tak mau
Tapi ada hal yang jauh lebih indah dari itu
Bukan karena tak mau
Tapi biarlah untuk sementara waktu
Kita saling menyimpan rindu
Agar kebahagiaan itu jauh lebih membuat haru
Lebih terjaga dan takkan rapuh
Bukan sekadar kebahagiaan semu