Jul 5, 2017

Belajar Untuk Ikhlas

Pernah tidak kita sedang membutuhkan seseorang, lalu orang itu berkata tidak ada waktu namun dia update sedang bersantai atau berjalan - jalan?

Pernah tidak sahabat yang dulu selalu menghubungi kita ketika pulang kampung, tiba - tiba menjadikan kita orang terakhir yang dihubunginya?

Pernah tidak orang yang dulu selalu saling berkirim kabar dengan kita, tiba - tiba hanya menghubungi kita ketika dia punya bonus telfonan yang dia tidak tahu lagi siapa yang bisa ditelfon?

Pernah tidak sahabat paling dekatmu, sulit sekali untuk diajak makan siang dengan alasan sibuk, bahkan setelah kau memohon - mohon?

Dulu saya selalu sakit hati ketika mendapat perlakuan seperti itu dari orang - orang terdekat saya. Bagi saya saat itu, apakah saya hanya orang asing baginya? Hingga suatu hari, saya memperbincangkan hal ini dengan seorang sahabat saya. Dari dia, saya mendapat pemahaman baru.

Kita sering berasumsi sesuka hati sih, menduga - duga jangan - jangan orang ini gak suka sama saya, jangan - jangan sahabat saya begini begitu. Jika terlalu banyak pikiran buruk yang sulit untuk dihindarkan, tanya dia! Konfirmasikan ke orang yang bersangkutan mengapa dia begini begitu! Kita tidak tahu apa yang tengah orang lain hadapi, barangkali justru dia sedang membutuhkan kita. Barangkali dia mungkin tengah bergejolak dengan kehidupan. Disinilah pentingnya komunikasi.

Begini, hidup ini berjalan dengan cepat, kita punya banyak persoalan yang harus segera diselesaikan, kita punya banyak sekali pekerjaan. Kita tidak punya waktu untuk memikirkan hal - hal yang tak perlu.
 
Apa masalahnya jika sahabat kita tidak lagi punya waktu buat kita? Yang penting, ketika dia membutuhkan, kita ada. Apa masalahnya jika cerita - cerita kita diabaikan oleh orang yang dulu selalu mendengarkan? Ya sudah, tak usah lagi bercerita padanya, dan masalah selesai. Apa masalahnya jika orang yang dulu dekat dengan kita tidak lagi memberikan waktunya untuk kita? Ya sudah, barangkali dia punya prioritas di atas kebersamaan dengan kita, kita pun bisa mencari kebahagiaan sendiri.

Tak usahlah kita membesar - besarkan masalah dengan terus memikirkan sebuah kejadian kecil, hanya akan menghabiskan energi dan waktu kita. Belajarlah untuk bersikap ‘masa bodoh’ dengan perlakuan orang lain yang membuat kita sakit hati. Tidak semua sakit hati patut untuk ditindaklanjuti. Tidak semua asumsi patut untuk dipercayai.

Kadang kita berpikir, “saya kan sudah baik sama orang itu, kok dia kayak gitu?” Kalau kita baik, ya baik saja, tanpa peduli orang lain membalasnya atau tidak.

Belajarlah untuk ikhlas, berbuat baik tanpa berharap imbal balik. Belajarlah mengenyampingkan sakit hati dan menghabiskan energi hanya untuk memikirkan hal - hal yang tak perlu untuk ditindaklanjuti.

Aku Rindu