Ketika kita mengkritik seseorang, apa arti kritik tersebut bagi kita?
Dan ketika seseorang mengkritik kita, siapa yang sedang menunjukkan
dirinya yang sebenarnya? Ketika kita merasa harus mengkritik; tanyakan
alasannya pada diri kita terlebih dahulu. Ketika kita mengkritik orang
yang sebenarnya tidak perlu kita kritik, ingatlah bahwa anda menyakiti
diri sendiri dan memaksakan pemikiran serta ego dengan sikap semacam
ini.
Apapun yang kita kerjakan, akan selalu ada orang-orang yang tidak menyukai hal-hal yang kita kerjakan, dan hal itu merupakan sesuatu yang wajar.
Mengapa kritik itu
diberikan? Ini ada hubungannya dengan sikap pengkritik itu. Ia
mengkritik karena rasa sakit hati, iri atau demi keuntungan pribadi?
Kritik yang cenderung meninggikan diri sendiri dan merendahkan orang
lain merupakan bentuk pemuasan ego yang paling rendah. Orang seperti ini
biasanya punya kesulitan dalam berasosiasi dengan orang lain,
berpandangan negatif akan orang lain sehingga dia akan bergaul dan
berkomunikasi dengan cara yang tak bagus dan penuh kritik pula.
Tidak semua orang suka
dikritik. Namun bila mendapat kritik, hadapi dengan rileks, jangan
terlalu serius. Biasanya, kalau kritik yang tidak adil kita respon
dengan amat sangat serius, kita, secara pribadi, di dalam hati, remuk
secara emosional, ingin balas dendam dan sakit hati meski di luar kita
nampak menghargai kritik itu. Maka rilekslah, hadapi dengan manis. Kalau
perlu tanggapi dengan humor segar. Menanggapi kritik dan orang yang
negatif dengan emosional hanya akan membuat kita terbawa arus negatif.
Apa yang bisa dilakukan seseorang selain
mengkritik orang lain agar mereka memperbaiki diri? Salah satunya adalah
dengan menyemangati, mendoakan mereka, dan bagaimana mereka bisa terus
memperbaiki diri dan tidak mengacaukan segalanya. Seseorang mungkin
berpendapat bahwa kritik tajam akan membantu dan memberikan hasil. Namun
sebenarnya kritik akan mengecewakan orang lain dan mengganggu emosinya.
Namun apapun yang kita lakukan, beberapa orang memiliki kebutuhan untuk mengkritik.
Apapun yang kita kerjakan, akan selalu ada orang-orang yang tidak menyukai hal-hal yang kita kerjakan, dan hal itu merupakan sesuatu yang wajar.
Seperti yang dikatakan oleh Eleanor Roosevelt:
”Lakukan sesuai dengan apa yang hati anda katakan – karena anda akan
tetap menerima kritikan. Anda akan dikutuk jika anda melakukannya, dan
dikutuk jika anda tidak melakukannya.”
Ambil sisi positif dari sebuah kritikan
dan buang sisi negatifnya, tetap introspeksi diri dan tetap jadilah diri
sendiri dengan memfokuskan pada hal-hal positif yang kita pikirkan dan
lakukan. Kenalilah diri sendiri, bukan apa yang orang lain pikirkan
mengenai diri kita. Kritik memang akan selalu ada selama kita hidup. Tak
perlu takut ataupun marah terhadap kritik. Jangan pula fokus pada
kritik yang bersifat melemahkan karena hanya membuat kita ragu. Tetap
yakin bahwa jalan yang kita tempuh itu benar dan teruslah melangkah.
Pepatah berkata, berterima kasihlah pada
orang yang mengkritik, karena ia telah menguatkan kemampuan kita. Banyak
orang besar dan berhasil, tidak melihat kritik sebagai penghalang
cita-citanya melainkan sebagai alat untuk menambah kebijaksanaan,
kearifan dan kedewasaan untuk menambah kualitas diri.
Anggap semua ‘pertanyaan menyudutkan’,
‘usikan yang mengganggu’, dan ‘kritikan yang melemahkan’ sebagai
bumbu-bumbu untuk maju meraih keberhasilan. Nikmati bumbu-bumbu hidup
itu dengan santai sebagai bahan pembelajaran untuk menguatkan kekebalan
mental, kesabaran dan keikhlasan.
Semangat…..!!!!!…….”Biarkanlah orang berkata apa…hooo hooo…. yang penting aku bahagia”…
"Jangan mengkritik apa yang tak kau pahami. Kau tidak akan pernah berada pada posisi orang itu.”